Tuhan Sumber Kekuatan

Mazmur 29

Ketika negara Indonesia dan dunia menghadapi pandemi, secara umum masyarakat berusaha untuk tetap kuat, baik secara fisik maupun mental. Kita mencoba beradaptasi dengan segala sesuatu dan segala kemungkinan. Hal-hal yang tidak pernah dipikirkan dan dikerjakan muncul. Agar kuat secara fisik, kita berusaha dengan berbagai macam cara. Kita makan makanan yang memiliki gizi dan nutrisi yang cukup. Orang-orang mulai mencari informasi tentang makanan yang baik untuk kekebalan tubuh. Selain makanan, kita berusaha untuk menambah vitamin dari suplemen makanan. Kita juga berusaha untuk berolahraga secara mandiri dan mencari sinar matahari untuk menambah kekuatan tubuh.

Supaya bisa tetap hidup bersama dengan yang lain, maka kita berusaha untuk mematuhi protokol kesehatan serta mengikuti vaksinasi. Kita melakukan pembatasan sosial, mulai terkoneksi dengan internet. Hampir semua dilakukan di rumah atau secara online. Kita dituntut untuk beradaptasi dengan segala sesuatu dengan sangat cepat, bahkan tanpa persiapan yang matang. Selain fisik, kita juga berusaha untuk tetap kuat secara mental. Kita berusaha untuk berpikir positif, belajar terus bersyukur serta melakukan hal-hal yang positif dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.

Menjadi kuat adalah keinginan dari semua orang di semua usia, terutama pada saat menghadapi situasi yang tidak mudah dan tidak baik-baik saja. Badai kehidupan bisa dalam banyak hal, seperti: kesulitan, penyakit atau bencana, merupakan hal-hal yang bisa melemahkan semangat, bahkan iman kita. Secara manusia kita berpikir bisa mendapatkan kekuatan itu dengan cara mengandalkan kekayaan, relasi, jabatan atau kepandaian. Tetapi ternyata semuanya itu terbatas.

Melalui kisah Daud di dalam Mazmur 29, kita bisa belajar dari Daud yang menemukan sumber kekuatan hidupnya dari Tuhan. Daud memuliakan Tuhan karena tahu dan sadar akan kekuatan Tuhan yang maha dahsyat. Daud mengungkapkan kekuatan Tuhan atas alam. Dia menyebut “suara Tuhan” sampai tujuh kali. Di dalam beberapa bagian Alkitab, angka tujuh menyimbolkan kesempurnaan. Daud sepertinya sengaja menyebutnya sampai tujuh kali, untuk menunjukkan betapa sempurnanya kekuatan Tuhan. Ungkapan pemazmur ini menegaskan bahwa memang tidak ada kekuatan di seluruh alam raya ini yang sanggup untuk melampaui kekuatan Tuhan, karena Tuhan berkuasa bukan hanya di bumi, tetapi juga di Surga.

Memang ada saatnya kita lemah tak berdaya, kita sepertinya jatuh terpuruk dan tidak bisa melakukan apa-apa. Yang paling penting bukanlah peristiwa itu, tetapi respon atau tanggapan kita tentang peristiwa itu. Ada orang yang tidak siap dengan peristiwa-peristiwa sulit yang menimpa hidupnya, sehingga mereka justru semakin menjauh dari Tuhan dan tidak menemukan kemurahan Tuhan. Mereka tidak menyadari akan kekuatan Tuhan. Pada akhirnya mereka mengandalkan kekuatan lain, yaitu kekuatan Iblis yang sepertinya terlihat nyata, padahal semu.

Kita belajar dari tanggapan Daud, yang telah melalui berbagai peristiwa yang tidak main-main. Daud seringkali mengalami keterpurukan di tengah-tengah keberhasilannya. Respon dan tanggapan Daud yaitu semakin berserah kepada Tuhan. Selama kita ada di dalam Tuhan, masih ada pengharapan. Kita belajar untuk mengandalkan Tuhan, bukan mengandalkan diri sendiri, apalagi mengandalkan Iblis. Cara lain supaya kita lebih kuat adalah dengan bersaksi. Kita mengalami peristiwa tertentu dan bisa tetap kuat, maka kita juga bisa menguatkan orang lain yang mungkin mengalami masalah atau tantangan yang sama dengan kita. Dengan demikian kehidupan kita menjadi seimbang dan berwarna. Ada kisah dan cerita yang bisa disampaikan kepada orang lain, terutama kepada keturunan kita.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top