Terang Dalam Kegelapan

Mazmur 139:7-12

Tidak ada orang yang bisa hidup lama dalam kegelapan. Kegelapan itu terjadi karena tidak ada terang. Karena itu, di hari pertama Tuhan menciptakan terang. Terang itulah yang memunculkan ciptaan-ciptaan selanjutnya, sehingga bisa dilihat dan dinilai bahwa semuanya itu baik. Orang tidak bisa melakukan apa-apa dalam kegelapan. Bahkan ada orang-orang yang tidak bisa tidur dalam kegelapan. Gelap itu dekat dengan ketakutan, kesesakan, ketidakpastian, tidak ada pengharapan, kematian, tidak tahu arah dan tujuan. Kegelapan itu akan sirna, ketika ada terang meskipun hanya setitik. Akhirnya terang itu menggambarkan bahwa di sanalah terdapat kehidupan.

Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, dunia menjadi gelap kembali. Tetapi kegelapan ini adalah gambaran dari keterpisahan manusia dengan Tuhan. Yang gelap bukan dunia, tetapi suasana hati manusia. Manusia yang dipenuhi dosa tidak bisa melihat Tuhan dengan jelas, tidak bisa mengenal Tuhan dengan jelas. Karena terpisah dengan Tuhan, maka muncullah watak dan perbuatan jahat, yang pada akhirnya merugikan diri sendiri dan orang lain. Ini adalah kondisi kehidupan manusia yang gelap. Selanjutnya, kecenderungan manusia adalah berbuat jahat dan curang. Sebagian besar manusia menikmati kegelapan itu untuk memuaskan diri sendiri.

Pada zaman dulu, ketika kita belum mengenal listrik, untuk menerangi kegelapan orang-orang menggunakan pelita, obor atau lampu seadanya. Seiring perkembangan zaman, alat penerangan semakin berkembang dan kita mengenal lampu petromak, lilin dan akhirnya lampu yang dipasang dengan aliran listrik. Pada dasarnya, fungsi dari alat penerangan itu sama di sepanjang zaman, yaitu memampukan kita untuk melihat sehingga dapat bekerja di dalam kegelapan. Kita mampu melihat dengan jelas, menilai barang-barang yang kita lihat serta menjaga agar kita tidak tersandung dan jatuh.

Kegelapan juga sering digambarkan dengan kondisi kehidupan yang tidak baik dan penuh dengan beban atau masalah. Di ayat yang kita baca, Daud mengalami begitu banyak masa kegelapan dan kekelaman. Beban hidup, ketakutan dan kekuatiran adalah bagian-bagian dari masa gelap yang pernah menerpa hidupnya. Tetapi, karena Daud sangat percaya kepada Tuhan, maka di masa-masa seperti itu ia semakin menyadari akan kelemahan dan keterbatasannya. Bersamaan dengan itu, dia juga menyadari akan kehadiran Tuhan di dalam dirinya. Di dalam masa kegelapan itu, Daud justru semakin kuat percaya kepada Tuhan. Daud percaya bahwa kegelapan tidak pernah merintangi Tuhan untuk mengulurkan tangan-Nya dan menuntun langkah hidup Daud.

Sebenarnya kita sadar bahwa perjalanan hidup kita tidak selamanya mudah, tidak selamanya ada dalam terang. Bisa jadi kehidupan kita masuk di dalam lembah kekelaman, himpitan dan ketakutan. Tidak mungkin kita akan selalu hidup bebas tanpa hambatan atau hidup selalu dalam terang benderang. Pada saat dalam kondisi gelap itulah, maka kita bisa menyadari bahwa terang itu penting. Dalam kondisi bermasalah itu kita seharusnya bisa menyadari bahwa kita ini lemah dan terbatas, kita bukan orang kuat yang bisa memikul semua beban. Kita seharusnya juga bisa menyadari bahwa kita perlu Tuhan.

Jika kita pernah hidup dalam gelap, maka kita akan menghargai terang. Kita akan menjaga terang itu dengan baik, karena terang itu penting bagi hidup kita. Pada akhirnya, yang diharapkan adalah bahwa kita menjadi terang itu sendiri. Kita bisa menolong orang lain yang sedang hidup dalam kegelapan. Kita akan lebih mudah untuk menolong orang yang sedang dalam masalah, karena kita sendiri pernah berada di dalam masalah tersebut dan akhirnya bisa keluar dan menang dari masalah itu.

Views: 7

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top