Yesaya 41:8-10
Setiap manusia mempunyai rasa ketakutan yang berbeda-beda. Takut gelap, takut mati, takut ketinggian, takut menghadapi masa depan, takut berbicara di depan orang banyak, takut sendiri, dan lain-lain. Dari satu sisi, rasa takut mempunyai dampak positif, yaitu mengingatkan kita supaya tidak sembarangan untuk mengambil keputusan atau melakukan sesuatu. Di sisi lain, jika rasa takut itu berlebihan dan intensitasnya sering, akan membuat kita tidak bersemangat serta mendatangkan masalah-masalah baru, seperti: lari dari kenyataan, bersembunyi, mundur, mengeluh, dan lain-lain.
Perasaan takut juga sering dipakai dalam strategi perang. Para tentara yang dikuasai oleh rasa takut tidak akan pernah bisa menang di dalam peperangan. Perasaan takut pernah dimanfaatkan oleh Goliat dan tentara Filistin saat berperang melawan bangsa Israel. Dengan penampilan yang gagah perkasa, perlengkapan senjata perang yang hebat serta suara yang keras membuat Goliat bisa menyebarkan kecemasan di hati para tentara Israel. Bahkan tentara Israel yang terkuat sekalipun tidak berani menghadapinya.
Sebagai orang percaya, Tuhan memberikan janji sebagai berikut:
- Jangan takut sebab Tuhan menyertai.
Ketakutan bisa terjadi karena banyak sebab. Salah satu penyebab yang paling besar adalah dosa dan ketidak-percayaan kepada Tuhan. Cara yang paling ampuh untuk melawan ketakutan adalah iman. Iman terjadi karena kita percaya kepada Tuhan, sedangkan ketakutan terjadi karena kita percaya pada sesuatu yang buruk atau menakutkan. Ketika kita menerima terlalu banyak informasi, justru kita semakin ketakutan dan tidak ada dalam sejahtera dalam hidup. Yang lebih berbahaya, ketakutan bisa mengubah sikap dan tindakan seseorang. Dengan iman, kita percaya bahwa Tuhan menyertai kita. Walaupun demikian, tidak semua orang mau disertai oleh Tuhan. Tidak semua orang mau hidup dengan mengandalkan Tuhan.
Kata “jangan takut” dalam ayat tersebut memperlihatkan kepada kita bahwa bangsa Israel di pembuangan benar-benar takut. Mereka memerlukan sesuatu yang dapat memberi kepastian dan penghiburan, supaya rasa takut itu tidak terus menerus menghantui mereka. Dalam ketakutan tersebut, timbullah pengharapan dan kekuatan bagi bangsa itu.
- Jangan bimbang karena Tuhan menyatakan diri sebagai Tuhan kita.
Kebimbangan membuat kita tidak bisa berdoa. Kebimbangan terjadi ketika kita sedang mengalami ujian hidup. Kebimbangan bisa membuat orang berkata “benarkan Tuhan itu ada?” Di dalam Matius 14:22-33, ada kisah Petrus berjalan di atas air. Ketika merasakan tiupan air, dia mulai bimbang hati dan mulai tenggelam. Kebimbangan akan membuat kita mengalami hidup tidak tenang dan bahkan terpuruk.
- Tuhan yang meneguhkan, menolong, memegang kita dan membawa kemenangan.
Ada saatnya kita mengalami titik jenuh atau capek dalam menjalani hidup ini. Apalagi kalau kehidupan kita hanyalah sebuah rutinitas yang tidak menyenangkan. Atau kita sedang merasa bahwa kehidupan kita hanya seperti ini dan tidak ada perubahan. Itu juga yang terjadi pada bangsan Israel ketika sedang dalam pembuangan. Mereka capek dan lelah. Mereka tidak merdeka. Mereka melakukan hal-hal yang tidak mereka inginkan, karena status mereka adalah budak. Di saat itulah kita perlu bimbingan Tuhan supaya tangan Tuhan memegang kita. Itulah yang memberikan kekuatan supaya kita bisa bertahan.
Jika janji Tuhan ini kita percaya, maka kita bisa menikmati hidup ini walaupun penuh dengan ujian. Para rasul bisa menikmati kehidupan mereka bersama Tuhan sampai akhir hayatnya, walaupun kehidupan mereka tidak mudah dan sangat menderita. Kita pun pasti bisa.
Tuhan Yesus memberkati. Maranatha!
Views: 191