Sikap Terhadap Kebenaran

Matius 2:1-12

Orang Majus diperkirakan berasal dari Moab. Di dalam Bilangan 24:17 dikatakan, “Aku melihat dia, tetapi bukan sekarang; aku memandang dia, tetapi bukan dari dekat; bintang terbit dari Yakub, tongkat kerajaan timbul dari Israel, dan meremukkan pelipis-pelipis Moab, dan menghancurkan semua anak Set.” Orang Majus adalah julukan yang diberikan kepada mereka yang dikategorikan sebagai orang bijak, guru, para imam, tabib, ahli perbintangan (astrologi) dan para tukang ramal. Jumlah orang Majus yang datang kepada Yesus tidak disebutkan dengan pasti dan bisa lebih dari tiga. Jarak yang mereka tempuh untuk bertemu dengan Juruselamat juga sangat jauh, diperkirakan antara 800-1.600 km melewati padang gurun. Itulah sebabnya, mereka bertemu dengan Yesus di rumah dan bukan di kandang (ayat 11) dan Yesus sudah disebut Anak, bukan bayi.

Melalui keahlian mereka, orang-orang Majus itu tahu dan percaya bahwa seorang Raja Yahudi telah lahir. Dengan segala usahanya, mereka datang untuk menyembah Yesus. Mereka menduga bahwa bayi tersebut dilahirkan di istana raja di Yerusalem, pusat pemerintahan Israel. Karena itulah mereka datang ke istana raja Herodes. Kedatangan mereka dengan berita yang mereka sampaikan membuat seluruh Yerusalem terkejut. Tetapi respon atau tanggapan mereka berbeda.

Orang-orang Majus mencari kebenaran dan menemukannya. Mereka dengan sukacita datang kepada Yesus dan menyembah-Nya, serta memberikan persembahan yang berharga kepada-Nya. para imam dan ahli Taurat juga mencari kebenaran, mereka juga menemukan kebenaran itu melalui kitab nabi Mikha. Di dalam Mikha 5:1 dikatakan, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya sudah sejak purbakala, sejak dulu kala.” Mereka menemukan kebenaran itu dan tidak berbuat apa-apa. Mereka hanya melaporkan penemuan itu kepada raja Herodes. Mereka tidak ingin datang untuk mencari tahu lebih banyak atau menyembah raja Yahudi yang baru saja lahir itu.

Demikian juga dengan orang-orang Yahudi lain yang berada di Yerusalem, mereka hanya terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh orang-orang Majus. Mereka juga tidak mencari tahu lebih dalam tentang kebenaran itu. Hanya membiarkan berita kebenaran itu berlalu begitu saja. Raja Heroses juga mengetahui kebenaran, tetapi justru ingin menutupi kebenaran itu dengan cara membinasakan semua bayi yang berusia di bawah dua tahun, di seluruh kota Betlehem dan sekitarnya. Ia percaya bahwa Yesus akan menjadi raja. Bagi dia, itu adalah ancaman bagi tahta kerajaannya di masa yang akan datang.

Bagaimana sikap kita, seandainya kita ada di masa itu? Bagaimana sikap kita ketika hari ini kita mendengar berita kebenaran? Bagaimana sikap kita jika saat ini ada orang yang memberikan peringatan kepada kita bahwa hidup kita sedang tidak benar dan orang tersebut sedang menyatakan kebenaran? Ketika berhadapan dengan kebenaran, setiap orang harus menentukan sikap. Kebenaran itu tidak pernah netral. Jika kita tidak sedang berada di pihak kebenaran, berarti kita juga sedang menentang kebenaran itu.

Banyak sikap yang terjadi, seperti yang terjadi pada orang-orang Majus, orang-orang Yahudi dan raja Herodes. Ada yang menerima dengan sukacita, ada yang enggan untuk menerimanya atau terpaksa menerimanya. Ada yang menolak, mencibir, bahkan berusaha untuk menutupi atau membinasakannya. Semua pilihan memiliki konsekuensi masing-masing. Pilihan yang tepat adalah menerima kebenaran tersebut serta mengikutinya.

Views: 9

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top