Rela Hati Menerima Firman

Kisah Para Rasul 17:11-15

Hal-hal yang perlu kita pikir ulang adalah kalimat yang mengatakan bahwa “semua agama sama” atau “semua gereja sama”. Jika kita mempelajari dengan teliti, tidak ada yang sama dan bahkan seringkali kita menemukan sesuatu yang sangat berbeda. Dari Alkitab yang sama, dari ayat yang sama, setiap orang bisa menafsirkan dengan hasil yang berbeda. Hal tersebut sebenarnya bukan masalah, karena memang Tuhan memberikan kebebasan supaya manusia mau berpikir dan mempelajari segala sesuatu dengan baik. Hal itulah yang membuat manusia menjadi berbeda dan beragam.

Karena berbagai pengajaran yang muncul pada saat ini, maka perlu bagi kita untuk mempelajari firman Tuhan dengan baik dan tekun. Untuk mengetahui uang palsu, kita tidak perlu repot-repot untuk mempelajari semua uang palsu. Yang kita lakukan adalah cukup mempelajari uang yang asli. Setelah kita mengenal dan memahami uang asli, maka kita akan dengan sangat mudah membedakan antara uang asli dan uang palsu. Demikian juga dengan pengajaran firman Tuhan, lebih baik kita fokus pada mempelajari firman Tuhan yang sesuai dengan Alkitab dan akal budi yang sehat, sehingga bisa diteliti dengan logis dan masuk akal.

Pada saat memberitakan firman Tuhan, ada saja orang-orang yang tidak mau percaya begitu saja terhadap firman atau kebenaran yang sedang diberitakan dan disampaikan. Mereka sebenarnya tidak sedang menolak pemberitaan tersebut, tetapi mereka berinisiatif untuk menyelidiki kebenaran yang sedang mereka dengar tersebut. Ketika mereka menemukan kebenaran dari berita tersebut, maka mereka akan menerimanya dengan sukacita. Sama halnya ketika kita menerima informasi atau berita yang dikirimkan kepada kita, kita tidak boleh serta merta langsung percaya kemudian tanpa berpikir panjang melanjutkan berita tersebut kepada orang lain. Jika berita itu benar, tidak akan jadi masalah. Tetapi jika berita itu salah, maka kita sedang ikut serta mempercepat penyebaran berita bohong atau hoaks.

Ketika Paulus menghadapi hal seperti itu, dia tidak marah tetapi justru memuji sikap orang-orang Berea tersebut. Di awal, ketika mereka sedang mendengar apa yang disampaikan oleh Paulus, mereka menerima pengajaran Paulus tersebut. Setelah itu, mereka berusaha untuk menyelidiki Kitab Suci (pada waktu itu yang mereka selidiki adalah kitab Perjanjian Lama) untuk mencari kebenaran dari ajaran tersebut. Paulus memuji mereka sebagai orang-orang yang lebih terbuka hatinya daripada orang-orang Yahudi yang berada di Tesalonika. Usaha menyelidiki Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran dari pengajaran tersebut merupakan tindakan yang bijaksana, apalagi pada waktu itu sangat banyak muncul pengajar-pengajar palsu yang memberitakan “injil lain”, yang berusaha untuk menyesatkan murid Kristus.

Begitu banyak pengajaran dan penafsiran Alkitab yang ada pada saat ini. Jika hal tersebut tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka itu tidak bisa kita terima sebagai kebenaran. Kebenaran bisa diuji dan memang tidak ada kebenaran ganda, artinya tidak ada yang sama-sama benar. Memang cukup repot jika kita harus meneliti sendiri firman tersebut. Tetapi itulah cara kita untuk rendah hati dan rela hati menerima firman. Orang yang berbeda pendapat tentang firman Tuhan tidak perlu dimusuhi. Biarkan kita sama-sama hidup berdampingan dan bertumbuh dengan keyakinan masing-masing. Keyakinan kita akan diuji dengan keadaan dan waktu. Tetapi, di dalam satu jemaat, kita seharusnya memiliki pemahaman firman Tuhan yang sama. Itulah yang menyatukan kita, sehati sepikir dan membangun kehidupan komunitas bersama di dalam Tuhan, saling menguatkan untuk bertumbuh bersama-sama.

Views: 3

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top