Matius 23:23
Ada juga orang yang tidak mau memberikan persepuluhan, karena menganggap bahwa ajaran tersebut tidak ada di dalam PB. Tetapi, ternyata Yesus sendiri pernah menyebutkan tentang persepuluhan pada ayat tersebut di atas. Yesus memarahi orang-orang Farisi yang memberikan persepuluhan, tetapi mengabaikan hal-hal lain yang tercatat di dalam Hukum Tuhan. Yesus memberikan penekanan supaya tidak menghilangkan persepuluhan, tetapi keduanya harus dilakukan. Tidak ada satu ayat pun dalam PB yang meniadakan persepuluhan, berbeda dengan pernyataan Yesus yang pernah meniadakan hari Sabat (lih. Mrk 2:27-28, Yoh 5:18). Jika Yesus meniadakan persepuluhan, tentu Yesus akan mengatakannya seperti ketika Ia meniadakan hari Sabat.
Di dalam Luk 6:38, Yesus menyatakan sebuah janji yang sangat indah berkaitan dengan memberi. Di ayat ini tidak berbicara secara khusus mengenai persepuluhan, tetapi tentang memberi secara umum. Tuhan menyukai pemberi yang memberi dengan sukacita. Hal ini akan menjadi perhatian Tuhan dan Ia akan memberkati dengan limpah (2 Kor 9:7).
Di dalam 1 Kor 16:1-2, kita melihat bahwa orang-orang percaya, jemaat mula-mula, menjalankan persembahan ketika mereka berkumpul di hari pertama tiap-tiap minggu. Ayat ini, selain menggambarkan tentang pemberian, juga menggambarkan tentang kebiasaan orang Kristen yang berkumpul (berjemaat) pada hari pertama tiap minggu (hari Minggu), seperti kita pada saat ini, yang melakukan Kebaktian pada hari Minggu. Pada saat itu, persembahan yang sedang dikumpulkan oleh Paulus adalah persembahan khusus untuk membantu orang-orang Kristen di Yerusalem yang sedang menderita kelaparan (Roma 15:26), karena penganiayaan. Bahkan, dalam hal ini pun, Paulus mengajarkan supaya mereka memberi “sesuai dengan apa yang mereka peroleh.” Hal itu berarti bahwa orang Kristen sepatutnya memberi secara proporsional dengan penghasilannya. Ini adalah prinsip yang sama dengan persepuluhan. Mereka yang mendapat berkat lebih banyak memberi lebih banyak.
Kembali kepada 2 Kor 9:6-7, firman Tuhan ini mengacu pada persembahan khusus yang dikumpulkan oleh Rasul Paulus untuk orang-orang percaya di Yerusalem. Kita melihat bahwa prinsip memberi persembahan adalah ‘sukarela’, yang artinya bahwa setiap orang percaya bebas membuat keputusannya sendiri, mengenai berapa banyak yang akan ia berikan. Paulus menegaskan bahwa Tuhan berjanji akan memberkati semua pemberian mereka.
Jadi, semua pemberian (termasuk persepuluhan) seharusnya bukanlah paksaan, apalagi kita memberi karena ketakutan, atau memberi karena ingin mendapatkan berkat yang lebih banyak. Prinsip utamanya, pemberian itu harus bersifat sukarela dan itu memang tulus untuk dikembalikan (disisihkan) untuk Tuhan, supaya bisa memperluas pekerjaan Tuhan di dalam misi pemberitaan Injil di dunia.
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 34