Perjumpaan Dengan Kristus, Membawa Damai Sejahtera

Yohanes 20:19-31

Dalam hidup kita, kita akan selalu mendapat kesempatan untuk mengalami proses perjumpaan (pertemuan). Setiap hari, selalu saja ada orang-orang yang kita temui. Kita bertemu dengan keluarga, dengan teman sekerja, dengan tetangga, dengan teman gereja, bahkan juga dengan orang-orang yang mungkin belum kita kenal sebelumnya. Perjumpaan bisa terjadi di mana saja, di rumah, di jalan, di pasar, di tempat kerja, dll. Perjumpaan itu pada saat ini bukan hanya perjumpaan fisik. Karena teknologi yang canggih, kita bisa berjumpa orang lain melalui media sosial atau video call. Ketika kita berjumpa dengan orang lain, maka akan ada interaksi satu dengan yang lain. Banyak pengalaman dan perasaan yang bisa kita dapatkan ketika kita berjumpa dan berinteraksi dengan orang lain.

Ada kalanya sebuah perjumpaan akan sangat berkesan sehingga kita ingin mengulang kembali perjumpaan tersebut. Ada kalanya perjumpaan itu sekedar perjumpaan biasa, yang tidak mengesankan dan tidak berpengaruh apa-apa terhadap kita. Tetapi ada juga perjumpaan yang menyakitkan atau menyisakan luka.  Di mana ada perjumpaan, di situ akan ada perpisahan.

Selama empat puluh hari, setelah Tuhan Yesus bangkit dari antara orang mati, Tuhan Yesus berkali-kali menjumpai para murid. Rasul Paulus mendaftar perjumpaan Yesus dengan para murid di dalam 1 Korintus 15:4-8. Yang paling akhir dari semua itu, Yesus berjumpa atau menampakkan diri kepada Paulus. Jika Alkitab menyatakan bahwa Paulus adalah orang yang paling terakhir bertemu dengan Yesus di dunia ini, maka kita tidak boleh percaya jika saat ini ada orang yang bercerita atau bersaksi bahwa dia bertemu dengan Yesus.

Di dalam ayat yang kita baca, di dalam Yohanes 20, dicatat Yesus menjumpai para murid. Memang peristiwa penyaliban Yesus membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan para murid. Mereka mengalami ketakutan, kegelisahan, merasa terancam, tidak berdaya serta kebingungan. Karena itulah mereka menjalani kehidupan mereka dengan cara mengurung diri di sebuah ruangan yang terkunci rapat. Mereka tidak berani bertemu dengan orang lain.

Di dalam situasi dan kondisi seperti itu, Tuhan Yesus menjumpai mereka. Dalam perjumpaan-Nya dengan para murid, baik dengan ataupun tanpa Tomas, Tuhan Yesus selalu menghadirkan damai sejahtera. Di ayat yang kita baca, Tuhan Yesus mengatakan “damai sejahtera bagi kamu” sampai tiga kali. Tuhan Yesus tentu sangat paham dengan keadaan para murid pada saat itu. Mereka adalah sekelompok kecil orang yang mau mengikut dan menjadi murid Yesus. Para murid ini adalah kelompok yang lemah, terlebih ketika diperhadapkan dengan tantangan dari luar, dari masyarakat, penguasa agama serta pemerintahan Romawi. Karena itu, untuk menguatkan para murid, Yesus datang menjumpai mereka dan memberikan damai sejahtera. Damai sejahtera dari Kristus itulah yang membuat para murid menjadi berani keluar dari “ruangan tertutup” untuk berjumpa dengan masyarakat luas. Mereka yang kemudian menghadirkan dan membagikan damai sejahtera Kristus itu kepada masyarakat luas.

Kematian Tuhan Yesus bukanlah akhir dari cerita dan karya Yesus. Karya dan pelayanan Yesus terus berlanjut dengan memberikan damai sejahtera kepada para murid. Damai sejahtera itu juga dilanjutkan oleh para murid untuk dibagikan kepada orang lain di dunia ini. Hal tersebut tercermin dalam kehidupan jemaat mula-mula. Mereka penuh semangat dan cinta kasih dalam pelayanan, memberikan apa yang mereka punyai untuk pelayanan dan membagikan apa yang perlu dibagikan kepada orang yang memerlukan. Damai sejahtera seperti itulah yang seharusnya juga ada pada kita saat ini.

Saat ini kita diperhadapkan dengan situasi yang sulit, meskipun kesulitan yang kita alami ini sangat jauh berbeda dengan kondisi yang dialami oleh para murid pada waktu itu atau dialami oleh jemaat Kristen mula-mula. Dalam situasi seperti ini, gereja dipanggil agar bisa menghadirkan damai sejahtera di tengah masyarakat, pertama-tama di dalam gereja itu sendiri. Damai sejahtera akan muncul pada saat kita menghadirkan kasih Kristus dalam perjumpaan kita dengan sesama kita. Mari kita tebarkan damai sejahtera itu, sehingga terang-terang kita yang kecil menjadi semakin banyak dan menerangi dunia ini.

Views: 358

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top