1 Korintus 7:17-24
Pada saat masa pandemi ini, orang-orang Kristen diperhadapkan dengan banyak pilihan pengajaran yang bisa didapatkan dari internet. Hal ini terjadi karena banyak gereja sampai saat ini masih melakukan kebaktian online. Pengguna internet meningkat pesat sejak pendemi. Berbagai pengajaran muncul dan seringkali membingungkan banyak orang-orang Kristen.
Sebagai contoh, ada beberapa video yang mungkin pernah kita lihat, seperti kesaksian orang yang mengaku mendengar suara Tuhan atau bahkan ditemui oleh Tuhan. Lalu mereka menyaksikan bahwa “Tuhan” yang mereka temui itu melarangnya untuk disuntik vaksin. Ada juga yang mengatakan bahwa vaksin itu mengandung unsur tanda enam ratus enam puluh enam, yaitu tanda anti-kris. Bukan hanya itu saja, tetapi muncul berbagai pengajaran-pengajaran lain yang sepertinya setiap hamba Tuhan itu saling bertentangan.
Pengajaran yang bermacam-macam itu ternyata tidak hanya terjadi pada saat ini, tetapi pada zaman jemaat mula-mula di Korintus juga terjadi hal yang serupa. Muncul berbagai pengajaran tentang sunat, yang mungkin pada saat ini sudah tidak menjadi masalah bagi kekristenan.
Pada saat itu, ada perbedaan pengajaran yang sangat kontras mengenai sunat. Sepertinya, ini menjadi masalah yang sangat besar pada saat itu, sehingga Paulus pun mencatat hal tersebut dalam suratnya. Bagi orang Kristen Yahudi, sunat itu harus. Jika ada orang Kristen yang tidak bersunat, maka kekristenannya diragukan. Mereka menganggap bahwa sunat merupakan tanda bahwa seseorang telah menjadi Kristen. Hal ini menyebabkan orang-orang Kristen non-Yahudi menjadi ragu-ragu akan iman kekristenan mereka. Karena itu mereka menentang pandangan orang Kristen Yahudi itu. Mereka mengatakan bahwa sunat tidak berhubungan dengan keselamatan. Seperti itulah kira-kira yang terjadi pada waktu itu. Hal itu pasti menyebabkan kebingungan di kalangan orang Kristen sendiri pada waktu itu.
Mengenai hal itu, Paulus menjawab dalam ayat 19, bahwa bersunat atau tidak bersunat itu tidak penting, dalam konteks keselamatan atau iman kekristenan. Di ayat sebelumnya juga dikatakan bahwa jika orang sudah bersunat sebelum atau sesudah menerima Yesus, mereka tidak perlu berusaha untuk meniadakan tanda-tanda sunat itu, karena memang tidak berhubungan dengan iman dan keselamatan. Bagi yang tidak bersunat pun tidak perlu memaksakan diri untuk bersunat.
Ada hal yang lebih penting daripada itu semua, yaitu mentaati hukum-hukum Tuhan. Orang yang sudah bertobat, mengaku percaya kepada Yesus dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, seharusnya menunjukkan buah pertobatan dalam kehidupannya.
Pada saat ini, jika kita mendapatkan berbagai macam pengajaran, seharusnya menjadikan kita makin bersemangat untuk mencari kebenaran. Kalau pada zaman para rasul, orang-orang Kristen bisa mendapatkan secara langsung petunjuk dari para rasul. Bagaimana dengan saat ini? Kita tidak perlu kuatir, karena firman Tuhan (Alkitab) seharusnya sudah cukup bagi kita untuk mengerti apa yang penting dan apa yang harus kita lakukan. Pada saat ini Tuhan tidak perlu datang langsung untuk menunjukkan sesuatu kepada orang-orang tertentu.
Jika kita percaya bahwa Alkitab adalah firman Tuhan, maka kita harus berani mengatakan bahwa Yesus tidak mungkin menemui orang-orang tertentu pada zaman ini. Karena menurut Alkitab, di dalam Matius 24:23-25, Yesus sendiri sudah mengatakan sesuatu dengan peringatan yang cukup keras: “Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini atau Mesias ada di sana, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mujizat-mujizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga. Camkanlah, Aku sudah mengatakannya terlebih dahulu kepadamu.” Dari ayat ini, mana yang seharusnya lebih kita percaya, Alkitab ataukah orang yang mengatakan bahwa dia bertemu atau mendengar suara Tuhan di sana atau di sini?
Firman yang sudah ada di tangan kita sudah lengkap. Kita tidak perlu lagi mendapatkan wahyu tambahan, baik melalui mimpi, melalui suara-suara, melalui penglihatan, melalui bahasa lidah, melalui nubuatan dari orang-orang tertentu, dll. Alkitab itulah terang, yang bisa menerangi hati dan hidup kita. Pelajari dengan sungguh-sungguh, dengan menggunakan akal budi dan hati nurani yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita. Semua yang tidak berasal dari Alkitab mudah sekali untuk membuat orang kebingungan.
Ulangan 18:22
Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya.
Untuk bisa mengetahui dan bisa membedakan antara uang asli dan uang palsu, maka kita harus benar-benar mempelajari uang yang asli, karena selain itu pasti palsu. Untuk bisa membedakan mana firman Tuhan dan mana yang bukan, maka kita harus belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, tanpa perlu menambah ataupun mengurangi apa yang sudah ada di dalam Alkitab.
Jangan mudah percaya segala sesuatu, karena di dunia ini lebih banyak kepalsuan, termasuk dalam hal pengajaran. Ujilah segala sesuatu. Jangan hanya ikut-ikutan berkata Amin. Seorang teman pernah membuat status di media sosial dengan menggunakan ayat Alkitab: “Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.” Aminkan ayat ini! Banyak yang berkomentar “Amin”, padahal jika dicek kembali di dalam Alkitab, itu adalah perkataan Iblis pada saat sedang mencobai Tuhan Yesus (Mat 4:9).
Jangan sia-siakan keselamatan yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Jangan sia-siakan firman Tuhan tertulis (Alkitab) yang bisa menuntun kita kepada terang Kristus.
1 Timotius 4:16
Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
Views: 32