Yohanes 9:1-7
Melalui peristiwa penyembuhan terhadap orang buta sejak lahir, Yesus ingin mengajarkan kepada para murid dan kepada kita semua bahwa kita harus peduli kepada kebutuhan setiap orang. Kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang, yaitu tubuh, jiwa dan roh. Jika saat ini kita mau membuka diri, ada banyak kebutuhan manusia di sekitar kita yang belum terpenuhi secara seimbang. Mungkin bukan hanya orang lain, bahkan kebutuhan kita pun belum terpenuhi. Tetapi kita tidak bisa menunggu sampai kita sendiri terpuaskan dan tidak melihat kebutuhan orang lain yang mungkin lebih membutuhkan.
Dalam setiap peristiwa, pasti selalu ada penyebabnya. Jika ditanya siapa yang berdosa, orang yang buta sejak lahir atau orang tuanya, sebenarnya jawabannya adalah semuanya berdoa. Karena itulah Tuhan Yesus hadir ke dunia untuk menyelesaikan masalah dosa manusia. Tetapi jawaban Tuhan Yesus tidak demikian. Bukan berarti Yesus sedang mengabaikan masalah dosa mereka. Tetapi Yesus lebih fokus pada penekanan tentang pekerjaan-pekerjaan Bapa yang telah mengutus Yesus hadir ke dalam dunia. Pekerjaan-pekerjaan itulah yang kemudian harus dikerjakan oleh para murid serta kita sebagai orang percaya. Pekerjaan yang dimaksudkan bukan tentang mujizat, tetapi tentang menyatakan karya Tuhan sehingga pada akhirnya banyak orang mempercayai Yesus Kristus sebagai Mesias dan Juruselamat.
Melalui kisah ini, kita juga diajar untuk lebih peka dengan sekitar kita. Kita didorong untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan Tuhan untuk menjangkau orang-orang yang terabaikan. Kita bisa menjangkau orang tersebut, pertama-tama dari kebutuhan fisik terlebih dulu. Sambil kita memenuhi kebutuhan fisik mereka, kita masuk ke dalam kebutuhan rohani dan jiwa mereka. Kita tidak bisa serta merta memberitakan Injil kepada orang-orang yang kekurangan makanan. Yang mereka butuhkan pertama-tama adalah makanan. Mereka tidak akan menerima Injil, karena itu bukan hal utama yang mereka butuhkan pada saat itu. Tetapi kita tidak boleh fokus hanya di kebutuhan fisik saja. Itu sebagai jalan untuk masuk pada tujuan utama, yaitu memberitakan Injil.
Sebagai orang-orang percaya, orang yang sudah diselamatkan, kita diajak oleh Tuhan dan diberi kehormatan untuk menjadi teman sekerja bagi Tuhan. Menjadi teman sekerja Tuhan berarti kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan ilahi. Belajar dari para rasul, mereka mengerjakan pekerjaan Tuhan dengan kesungguhan hati. Mereka mengerjakan pekabaran Injil bukan dengan sembarangan. Perlu persiapan yang matang, bukan hanya mengandalkan kekuatan atau kepandaian pribadi, tetapi yang paling penting adalah mengandalkan Tuhan. Kita harus mengerti dan yakin terlebih dahulu dengan Injil, supaya kita bisa memberitakan Injil dengan baik. Kita harus menghidupi firman Tuhan terlebih dahulu, supaya kita bisa menjadi contoh dan teladan bagi orang lain dalam hidup di dalam firman.
Pada saat Yesus Kristus ada di dalam dunia, maka Dia yang berfungsi sebagai terang dunia. Pada saat Yesus kembali ke sorga, maka tugas itu diberikan kepada orang-orang percaya. Saat ini, kitalah yang menerima mandat itu, yaitu menjadi garam dan terang dunia. Tuhan Yesus sudah selesai melaksanakan bagian-Nya dan sekarang kita yang harus mengerjakan bagian kita. Diharapkan, orang-orang yang mendengar Injil yang kita beritakan pun melakukan bagiannya. Sama seperti orang buta yang melakukan bagiannya dengan iman, yaitu melangkah ke kolam Siloam, melakukan apa yang Tuhan sampaikan.
Ada saatnya nanti kita tidak memiliki waktu yang bebas untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan ini. Selama masih siang, akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja. Waktu yang sedikit pun bisa sangat berarti, karena itu juga kesempatan yang Tuhan berikan. Jika mendapatkan waktu yang banyak, maka kita bisa mengerjakan dengan lebih leluasa. Ketika kita masih memiliki waktu dan tenaga, maka itu adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan kepada kita untuk bekerja. Mari gunakan kesempatan yang ada.
Views: 5