Efesus 4:17-5:21
Orang yang sudah bertobat dan percaya kepada Yesus, disebut menjadi manusia baru serta anak-anak terang, karena mereka telah mati demi dosa dan dilahirkan kembali. Tuhan telah mengundang semua manusia di muka bumi ini, semua orang berdosa, untuk menerima keselamatan yang disediakan secara gratis di dalam Yesus Kristus. Gratis bukan berarti murahan, karena telah dibayar dengan harga yang sangat mahal, yaitu nyawa manusia tidak berdosa. Semua manusia di muka bumi ini, dari zaman Adam dan Hawa sampai manusia yang lahir terakhir nanti, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan anugerah keselamatan ini. Yang membedakan adalah respon atau tanggapan dari masing-masing manusia.
Tidak semua orang Kristen adalah manusia baru. Ada banyak orang yang menjadi Kristen tetapi tanpa pengertian. Ada banyak orang menjadi Kristen karena orang tuanya sudah Kristen. Ada orang yang sudah menjadi Kristen, karena mengikuti keyakinan orang lain atau mendapatkan pengalaman supranatural. Semua itu tidak serta merta membuat orang Kristen menjadi manusia baru. Manusia baru memiliki konsep berpikir yang sangat berbeda dengan manusia lama. Cara berpikir manusia baru selaras dengan cara berpikir Yesus Kristus. Perilaku manusia baru juga seharusnya selaras dengan firman Tuhan.
Umat Tuhan yang ada di kota Efesus, sebelumnya mereka adalah orang-orang Yahudi, yang tidak mengenal Yehova sebelum mereka mengenal Yesus Kristus. Ketika mereka mengenal Kristus dan pengajaran-Nya, maka mereka menanggalkan cara hidup yang lama dan tampil dengan karakter yang baru. Paulus memberi penegasan kepada umat Tuhan di Efesus supaya tidak lagi hidup sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Tuhan. Umat Tuhan diajarkan untuk menjadi penurut-penurut Kristus, umat yang menjadi berkat dan terang bagi sesama.
Firman ini seharusnya juga diterapkan di dalam kehidupan keluarga. Bagi anak-anak muda, sebaiknya mempersiapkan keluarga dengan sungguh-sungguh, supaya menjadi keluarga Kristen yang benar-benar hidup dalam karakter Kristus. Pernikahan Kristen jelas berbeda dengan pernikahan yang lain, meskipun semua bentuk pernikahan itu sah, ketika keluarga setuju dan ada saksi yang siap untuk mempertanggungjawabkan pernikahan tersebut. Seringkali orang menyebut bahwa pernikahan Kristen itu rumit, padahal sebenarnya tidak, ketika kita melewati tahapan dan prosedur yang benar. Pernikahan itu bukan soal pesta, bukan soal prosesi, tetapi lebih besar dari hal itu, yaitu menggambarkan hubungan antara Tuhan dengan jemaat-Nya. Ini adalah prinsip pernikahan Kristen yang harus kita ketahui dengan baik.
Jika gereja tidak memiliki standar yang jelas mengenai pernikahan, maka tidak ada lagi standar yang jelas di dunia ini. Kita harus menyadari bahwa pernikahan sekarang ini banyak dikacaukan dengan hal-hal duniawi yang seringkali menyesatkan. Pengaruh itu sudah banyak masuk, mempengaruhi kehidupan jemaat, sehingga jemaat tidak lagi bisa menjaga pernikahan dengan baik. Meskipun berbagai macam cara sudah dilakukan untuk menghindari pengaruh yang tidak baik tersebut, tetapi pengaruh itu terlalu banyak dan kuat. Hal-hal yang dulunya dianggap tabu, sekarang dianggap biasa.
Salah satu contoh, tidak sedikit orang yang mengaku Kristen tetapi melakukan nikah cerai nikah. Negara berdasarkan undang-undang bisa menceraikan, tetapi gereja tidak bisa menceraikan, apapun alasannya. Karena itu di gereja adanya adalah Kebaktian Pernikahan dan tidak ada Kebaktian Perceraian. Masih banyak hal-hal lain yang harus kita perjuangkan sebagai umat percaya, supaya ada standar yang jelas dalam kehidupan umat percaya. Jika kita memulai segala sesuatu dengan baik, percayalah maka Tuhan akan terus menuntun kita kepada kebaikan, dalam aspek apapun juga termasuk pernikahan dan keluarga.
Views: 5