Roma 12:1; Galatia 2:20
Ketika memberikan persepuluhan ataupun persembahan, kita harus mempunyai konsep yang benar, karena hal tersebut sangat penting. Apalagi jika dikaitkan dengan zaman Perjanjian Baru dan zaman jemaat, karena kita hidup di zaman ibadah hakikat, penyembahan di dalam roh dan kebenaran.
Beberapa konsep yang salah di dalam memberikan persepuluhan (persembahan):
- Menganggap persepuluhan sebagai semacam “pajak” rohani. Pajak seringkali merupakan sesuatu yang memberatkan, apalagi kalau dilihat melalui konsep PB, yang pada saat itu pajak seringkali dipakai untuk memeras (lihat kembali kisah Zakeus). Tuhan ingin agar orang percaya memberi dengan sukacita dan kerelaan hati, bukan dengan paksaan dan tekanan.
- Menganggap bahwa 10% adalah milik Tuhan dan 90% adalah milik sendiri. Dari ayat yang sudah kita baca di atas, kita harus sadar bahwa sebenarnya seluruh hidup orang percaya adalah milik Tuhan, termasuk seluruh harta dan uang orang percaya adalah milik Tuhan yang Tuhan percayakan kepada anak-anak-Nya. Dari firman Tuhan di minggu sebelumnya, kita tahu bahwa Tuhan ingin kita menaruh minimal 10% dari harta yang Ia percayakan itu untuk diberikan ke tiang penopang dan dasar kebenaran (dalam hal ini di PL adalah bangsa Israel dan Bait Suci, di PB adalah jemaat lokal). Sisanya tetap milik Tuhan yang Tuhan izinkan untuk kita kelola dengan baik. Artinya, orang percaya tidak boleh sembarangan menggunakan “uang” nya, apalagi untuk berbuat dosa. Dengan penuh doa, ia harus menggunakan uang tersebut dengan bijak.
- Menganggap bahwa memberi persepuluhan adalah semacam ‘sogok / suap’ kepada Tuhan, sehingga orang bebas untuk ‘berbuat dosa’ asal ia membayar persepuluhan. Tuhan tidak berkenan kepada persembahan lebih daripada ketaatan (1 Sam 15:22-23). Tidak ada yang lebih baik daripada ketika Tuhan berkenan untuk memakai kita sebagai saluran berkat-Nya, untuk pekerjaan-Nya di bumi ini. Memberi persepuluhan bukan untuk judi atau untung-untungan, karena itu pasti sangat tidak berkenan di hadapan Tuhan. Ingat, Tuhan tidak bisa dipermainkan.
Jadi, ketika kita memberi persepuluhan (atau persembahan) harus dilakukan dengan iman. Seringkali ketika seorang Kristen memutuskan untuk mulai memberi persepuluhan, ia akan terkena masalah keuangan untuk menguji keputusannya itu.
Persepuluhan di dalam PL bukan sekedar perintah simbolik. Persepuluhan memiliki fungsi yang sangat penting dan praktis, yaitu terpeliaranya bani Lewi, keimamatan Harun dan Bait Suci. Di dalam PB tidak ada bani Lewi lagi dan semua orang percaya adalah imam. Bait Suci PL yang merupakan tiang penopang dan dasar kebenaran sudah digantikan oleh jemaat-jemaat lokal di PB. Jadi persepuluhan tetap mempunyai peran penting secara praktis di zaman PB dan zaman gereja. Selain itu dengan jelas Tuhan juga menyatakan kehendak-Nya, bahwa umat-Nya seharusnya menjadi umat yang pemberi (Lukas 6:38).
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 24