Kemurnian Hati

Mazmur 24:1-6

Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang kudus, yang suci dan yang murni. Jika Tuhan yang kita sembah demikian, maka secara logika, Tuhan juga menginginkan umat-Nya kudus. Apalagi Alkitab mengatakan bahwa manusia itu diciptakan segambar dan serupa dengan Tuhan. Di dalam Imamat 20:26, bangsa Israel dipilih oleh Tuhan menjadi bangsa yang dikuduskan. Tuhan memisahkan bangsa Israel dari bangsa lain, dipilih untuk menjadi saksi dan untuk menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Bangsa Yahudi dipakai oleh Tuhan, dikhususkan oleh Tuhan untuk tugas tertentu, tugas khusus, yaitu memberitakan kebenaran yang disampaikan oleh Tuhan melalu para nabi Yahudi.

Pada saat ini, yang dikhususkan oleh Tuhan bukan lagi bangsa Yahudi, tetapi orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Orang yang percaya ini melampaui bangsa tertentu. Orang-orang yang sudah dipanggil keluar dari kegelapan menuju kepada terang Kristus adalah orang-orang kudus, orang-orang yang dikhususkan dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi saksi yang baik dan benar bagi Tuhan. Ketika kita dikhususkan, bukan berarti kita tidak boleh bergaul dengan orang lain. Tetapi seharusnya kita bisa menjadi terang di tengah dunia yang gelap ini. Kita menjadi berbeda dari dunia yang penuh dengan dosa ini.

Ada kesempatan manusia untuk naik ke atas gunung Tuhan, berdiri di tempat-Nya yang kudus (ayat 5). Syaratnya, mereka adalah orang yang bersih tangannya dan murni hatinya. Mereka tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuhan dan keadilan dari Tuhan akan menyelamatkan dia. Inilah orang yang dikhususkan, orang yang perilakunya berbeda serta murni hatinya.

Kudus adalah kondisi atau tempat di mana Tuhan bekerja. Ketika Tuhan hadir, maka tempat itu akan menjadi kudus. Pernah suatu ketika Musa melihat kehadiran Tuhan dalam wujud nyala api. Tempat yang biasa itu menjadi kudus karena Tuhan hadir di sana. Ketika Musa diperintahkan untuk membuat kemah Suci, di sana juga ada tanda kehadiran Tuhan, melalui Tabernakel dan disebut sebagai ruang maha suci. Jika kita menerima Tuhan dalam hidup kita, dalam hati kita, maka dipastikan bahwa hati kita dan hidup kita dikuduskan. Tuhan hadir dalam hati kita ketika kita mempunyai hati yang murni, yang tidak menyerahkan diri kepada penipuan dan tidak bersumpah palsu. Dari sanalah kita menerima berkat dari Tuhan dan Tuhan memberikan keselamatan kepada kita (bandingkan dengan 1 Kor 3:16-17).

Orang yang murni hatinya, yang suci hatinya, adalah orang yang berbahagia dan diberkati, karena mereka akan melihat Allah (Mat 5:8). Karena itu, penting bagi kita, orang-orang yang sudah percaya kepada Tuhan, untuk menjaga kesucian dan kemurnian hati kita.

Hal lain yang harus kita lakukan untuk menjaga kemurnian hati kita adalah dengan mengampuni orang yang bersalah kepada kita. Supaya Iblis tidak mengambil keuntungan dari apa yang terjadi. Orang yang menyimpan dendam adalah orang yang mengotori kemurnian hatinya. Tuhan memberikan firman seperti ini, bukan untuk kebaikan Tuhan, tetapi sebenarnya untuk kebaikan kita. (2 Kor 2:10-11).

Percaya dan bertobat kepada Tuhan adalah langkah awal supaya kita bisa menyucikan dan memurnikan hati kita. Setelah itu, tugas yang kita lakukan adalah menjaga hati kita tetap bersih dan suci, supaya Tuhan tetap ada di dalam hidup kita, berkarya melalui hidup kita, dan kita menjadi kesaksian yang baik bagi orang lain. Cara menjaga hati kita adalah dengan menjauh dari hal-hal yang kotor, yang bisa mengotori kemurnian hati kita.

Views: 246

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top