Kecaplah dan Lihatlah!

Mazmur 34:1-11

Tuhan memperlengkapi manusia dengan lima (panca) indera. Kita memiliki mata untuk melihat, hidung untuk mencium, telinga untuk mendengar, lidah untuk mengecap, kulit sebagai indera peraba. Panca indera ini berguna sebagai alat bantu bagi manusia supaya dapat menikmati segala sesuatu yang sudah Tuhan berikan dalam kehidupan. Jika ada salah satu dari indera tersebut tidak berfungsi, maka kita tidak akan bisa leluasa untuk menikmati segala sesuatu yang ada di sekitar kita.

Daud, dalam kondisi yang tidak baik, setelah dia pura-pura tidak waras di depan Abimelekh, dia mengajak kita menggunakan indera untuk menikmati kebaikan Tuhan (ayat 9a). Dia menyaksikan dan menggambarkan bagaimana merasakan dan melihat semua kebaikan Tuhan atas hidupnya pada saat ia berada di dalam penderitaan. Ketika berseru, Tuhan menjawab. Ketika mencari Tuhan, Tuhan datang menemuinya. Tuhan menjaga dan menolong. Tuhan mencukupkan semua keperluannya. Karena itu Daud mengajak kita untuk merasakan, melihat dan memuji Tuhan dengan semua yang ada pada kita. Orang yang merdeka akan mudah untuk memuji Tuhan, karena meskipun dia sedang mengalami kesulitan, tetapi ada pengharapan besar di dalam Tuhan.

Jika Daud mengajak kita untuk memuji Tuhan dengan indera kita, maka Paulus mengajak kita untuk menggunakan semua indera kita untuk melakukan hal-hal yang terbaik. Lidah memang berfungsi sebagai pengecap, tetapi dia juga salah satu bagian tubuh yang bisa mengeluarkan perkataan. Di dalam Efesus 4:25-32, Paulus mengajak kita untuk menggunakan bagian-bagian tubuh itu dengan bijaksana. Lidah yang dipakai untuk menikmati lezatnya makanan, seharusnya juga dipakai untuk memperkatakan hal-hal yang baik dan benar. Untuk merasakan masakan, kita ingat ada slogan salah satu iklan kecap atau mie instan yang mengatakan “soal rasa, lidah memang tidak pernah bohong.” Tetapi soal perkataan, “lidah memang tidak bertulang.”

Kita diingatkan supaya tidak menggunakan lidah dengan sembarangan. Buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain. Buang juga kemarahan, jangan sampai marah itu membawa kita menjadi berbuat dosa. Marah yang berlarut-larut akan dimanfaatkan oleh Iblis untuk membelenggu kita, sehingga hidup kita tidak merdeka lagi.

Indera yang lain, kita juga harus bijaksana menggunakannya, yaitu telinga untuk mendengar. Semua yang kita dengar akan masuk ke pikiran kita. Pendengaran akan mempengaruhi kita. Tetapi sebenarnya, kita bisa memilih untuk mendengarkan yang baik. Kita harus melawan kecenderungan kita untuk mendengarkan hal-hal yang tidak baik, yang negatif. Apa yang kita dengar belum tentu sesuai dengan kenyataan. Demikian juga dengan mata. Saat ini kita bisa membaca apa saja dan melihat apa saja yang ada di depan kita. Tetapi apa yang kita lihat belum tentu sebuah kenyataan dan kebenaran.

Orang bisa terpuruk kehidupannya jika salah mendengar atau salah melihat. Mereka bisa memikirkan sesuatu yang sebenarnya bukan kenyataan. Ketika kita membaca berita yang menakutkan atau melihat tayangan yang menguatirkan, maka pikiran kita pun akan dipenuhi dengan ketakutan dan kekuatiran. Padahal semuanya itu belum tentu terjadi pada kita. Atau berita serta tayangan itu belum tentu sebuah kenyataan.

Kita diberi kebebasan oleh Tuhan untuk menggunakan semua bagian tubuh kita. Tetapi, mari kita belajar untuk menggunakan semuanya itu dengan bijaksana. Pakailah untuk memuji Tuhan. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan kita, yang telah memberikan kebebasan kepada kita, supaya kita mempergunakan kebebasan itu dengan penuh tanggung jawab, tanpa merampas kebebasan orang lain.

Views: 77

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top