Khotbah Petrus (Jelajah PB 399)

Kisah Para Rasul 2:14-36

Karena ada sindiran bahwa mereka sedang mabuk anggur manis, maka Petrus berdiri bersama dengan rasul yang lain. Dengan suara nyaring, Petrus berkhotbah di depan mereka, orang-orang Yahudi dan semua orang yang tinggal di Yerusalem. Petrus menegaskan bahwa mereka sedang menggenapi nubuatan nabi Yoel. Ini bukan nubuatan untuk akhir zaman. Pada hari Pentakosta itu, sebagian nubuatan nabi Yoel sudah digenapi. Sebagian nubuatan yang lain, yang terdapat di ayat 19-20 juga akan terjadi jika orang-orang Yahudi menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat secara nasional. Nubuatan kerajaan seribu tahun segera digenapi, yang didahului dengan penganiayaan besar selama tujuh tahun, jika orang-orang Yahudi mau percaya kepada Yesus.

Tetapi kenyataannya, orang-orang Yahudi menolak untuk percaya bahwa Yesus adalah Mesias dan Juruselamat. Karena itu nubuatan ayat 19-20 tidak terjadi pada saat Pentakosta itu, tetapi akan terjadi di masa akhir zaman, yaitu pada kedatangan Yesus yang kedua. Pada hari Pentakosta Roh Kudus sudah dicurahkan dan bisa dipastikan itu tidak akan dicurahkan lagi di akhir zaman, karena Roh Kudus yang sudah dicurahkan tidak pernah ditarik kembali. Jadi, sebagai orang percaya, saat ini kita tidak perlu lagi meminta kepada Tuhan untuk mencurahkan Roh Kudus kembali.

Pada saat itu, para murid di Yerusalem sudah dilengkapi dengan kuasa Roh Kudus. Setelah Petrus berkhotbah, banyak orang bertobat dan memberi diri dibaptis. Ketika mereka bertobat, Roh Kudus sudah langsung masuk ke dalam hati mereka. Karena itu tidak perlu ada lagi orang lain yang “sok kuasa” menumpangkan tangan kepada orang lain untuk memberikan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi, Roh Tuhan itu sendiri. Dia yang masuk ke dalam hati orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus, tanpa melalui perantaraan orang lain.

Selain menyampaikan tentang penggenapan nubuatan nabi Yoel, Petrus juga menyaksikan tentang Yesus. Pada waktu Yesus diperhadapkan di depan Pilatus, banyak orang Yahudi yang datang dari berbagai tempat tidak pernah melihat mujizat yang dilakukan oleh Yesus. Mereka ini yang mudah dihasut oleh para imam kepala dan ahli Taurat untuk menyerukan penyaliban Yesus. Mereka juga yang dianggap oleh Petrus telah ikut memyalibkan dan membunuh Yesus, dengan perantaraan tangan tentara Romawi. Petrus memberitahukan kepada mereka bahwa Yesus yang disalibkan itu telah bangkit dari antara orang mati. Lalu Petrus kembali mengutip Mazmur Daud (Mazmur 16:8-11), yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus tidak akan mati selamanya dalam kubur, melainkan Dia akan bangkit.

Petrus juga mengatakan bahwa Daud yang menjadi bapa bangsa orang Yahudi telah mendapat janji dari Tuhan bahwa Tuhan akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas tahtanya. Karena itulah Yesus Kristus dalam silsilah-Nya berasal dari keturunan Daud. Orang itu akan duduk di tahta Daud untuk selama-lamanya. Hal itu telah digenapi oleh Yesus Kristus, yaitu Tuhan sendiri yang menjelma menjadi manusia. Yesus tidak mati untuk selama-lamanya. Sebagai manusia, Ia mati untuk sementara waktu. Tetapi sebagai Tuhan, Dia tidak pernah mati. Petrus berusaha untuk meyakinkan para pendengarnya yang pada saat itu masih terheran-heran dengan peristiwa turun-Nya Roh Kudus. Sebagian besar dari mereka mau mendengarkan apa yang disampaikan oleh Petrus.

Views: 38

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top