Kebangkitan-Nya di Luar Nalar

Yohanes 2:19-22

*****
19-Jawab Yesus kepada mereka: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”
20-Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: “Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?”
21-Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.
22-Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan mereka pun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.
*****

Ini salah satu ciri dari Yohanes. Beberapa hal yang ia tulis dan kisahkan, seringkali terkesan tidak berurutan. Yohanes tidak sedang menjelaskan kronologi kejadian. Ia sedang menjelaskan banyak hal mengenai peristiwa-peristiwa yang perlu dijelaskan ulang, supaya lebih mudah dimengerti. Yohanes seringkali memberi keterangan-keterangan tertentu dalam tulisannya, meskipun keterangan itu tidak sesuai dengan urutan peristiwa.

Berita tentang kebangkitan Yesus Kristus, tidak mudah diterima oleh manusia, termasuk oleh para murid sendiri. Meskipun sebelumnya Yesus Kristus sudah memberitahu tentang hal itu kepada para murid, tetapi mereka masih belum paham dan percaya. Pada saat Tuhan Yesus mengatakan, “Rombaklah Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali”, murid-murid baru mengerti tentang perkataan itu setelah Yesus bangkit dari antara orang mati. Pada waktu itu para murid tidak sadar bahwa yang dimaksud dengan Bait Suci itu adalah tubuh Yesus sendiri.

Jika hal ini terjadi pada murid-murid Yesus, maka hal yang sama juga bisa terjadi pada kita. Jika ada firman Tuhan yang tidak bisa kita mengerti saat ini, kita tidak perlu khawatir. Jika kita terus ada di dalam Tuhan, maka ada saat-saat kita akan mengerti firman yang telah disampaikan sebelumnya. Hikmat dan pengertian tentang firman Tuhan ini penting, karena seringkali berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari.

Para murid tidak mudah percaya dengan berita kebangkitan Yesus, karena mereka tahu bahwa penyaliban itu jalan mengerikan menuju kematian. Perempuan yang datang ke kubur pun masih sulit mengerti. Mereka pergi dengan ketakutan setelah mendapati kubur kosong dan mendapatkan informasi bahwa Yesus telah bangkit dan akan mendahului ke Galilea. Kematian Yesus terjadi di depan banyak orang, sehingga peristiwa kebangkitan-Nya jauh di luar akal pikiran manusia.

Karena belum ada pengharapan yang pasti, kematian menjadi peristiwa yang sangat mengerikan. Saat ini saja, bagi kita orang percaya yang memiliki pengharapan, kematian masih menakutkan karena sifatnya misteri. Apalagi pada saat itu, kematian membuat orang sangat ketakutan. Kematian terjadi pada semua orang, dengan berbagai macam cara. Kematian sering datang tanpa minta izin. Harta atau kepandaian atau kekuasaan yang tinggi pun tidak bisa membebaskan manusia dari kematian.

Sejak peristiwa kematian Yesus, para murid sedang berkabung. Mereka juga ketakutan dengan orang-orang Yahudi yang terkesan beringas dan bisa saja setiap saat membunuh mereka. Mereka yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias, ternyata telah menyaksikan bahwa Mesias pun tidak mampu untuk menolong diri-Nya sendiri. Bahkan kematian Mesias itu dengan cara yang tidak terhormat, dihukum dengan hukuman yang biasa dipakai untuk menghukum penjahat besar. Salib adalah lambang kutuk. Kematian itu tidak bisa menahan Yesus. Yesus menang atas maut dan kematian itu, dengan cara kebangkitan-Nya yang di luar akal manusia.

Memang sama sekali tidak mudah bagi para murid untuk percaya bahwa Yesus bangkit kembali. Ketidakpercayaan atau keraguan itu juga masih terjadi sampai saat ini. Kabar bahwa yang disalibkan bukan Yesus, tersiar ke mana-mana. Kabar bahwa Yesus bukanlah Mesias, masih muncul di saat ini. Kabar bahwa Tuhan telah menjadi manusia, banyak yang tidak percaya. Kita bisa melihat bahwa untuk menjadi percaya, tidak mudah. Apalagi percaya tanpa melihat. Di dalam Matius 28:16-17 dikatakan, “Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia, mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.”

Tomas, salah satu murid Yesus juga memiliki keraguan. Hal itu wajar, karena kondisinya sangat berbeda dengan sekarang. Tuhan juga tidak marah kepada Tomas. Bahkan Tuhan siap memberi bukti kebangkitan-Nya kepada Tomas. Dari sinilah Tuhan ingin menyatakan bahwa kematian bukan akhir dari segalanya. Ada pengharapan yang diberikan oleh Tuhan kepada umat-Nya yang percaya. Terbuktilah perkataan Tuhan Yesus di dalam Yohanes 11:25-26, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?”

Views: 4

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top