Kasih Setia Tuhan (Renungan Akhir Tahun)

Mazmur 106:1-12

Sebagai orang percaya, seharusnya kita mengucap syukur kepada Tuhan karena penyertaan Tuhan sepanjang tahun 2017 ini. Kita bersyukur karena Tuhan itu baik. Kasih setia-Nya tidak pernah berubah sampai selama-lamanya. Kasih setia Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan berlaku dalam segala situasi. Kebaikan Tuhan juga tidak tergantung dari manusia.

Hari terakhir di tahun ini merupakan hari yang bisa kita jadikan sebagai kesempatan untuk melihat diri kita ke belakang. Kita memang tidak dapat mengubah masa lalu, tetapi kita dapat merencanakan sekarang untuk menyambut hari depan yang penuh harapan, bersama dengan Tuhan.

Beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mempersiapkan hari-hari ke depan kita menurut ayat yang sudah kita baca:

  1. Tetap ingat Tuhan dan lakukan perintahnya di segala waktu (ayat 3). Janganlah kita mengingat Tuhan di waktu susah saja. Ingatlah Dia setiap saat dimanapun kita berada. Dengan begitu, hidup kita akan lebih berhati-hati dan bertanggung jawab. Yesus memberi teladan kepada kita dalam Yohanes 4:34, “Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” Melakukan kehendak dan perintah Tuhan harus menjadi makanan untuk bisa hidup secara rohani. Perintah Tuhan seharusnya bukan lagi sebuah paksaan, tetapi gaya hidup orang percaya.
  2. Melihat kebaikan orang-orang percaya dan bersukacita bersama mereka(ayat 5). Disinilah pentingnya sebuah persekutuan. Tujuan kita untuk bersekutu (baik dalam persekutuan komisi, persekutuan doa maupun kebaktian Minggu) adalah untuk saling menguatkan satu dengan yang lain. Di dalam persekutuan dan kebaktian, kita memiliki kesempatan untuk dikuatkan oleh firman dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Jika di dalam persekutuan kita timbul iri hati, dengki atau saling menjelekkan, maka persekutuan kita sudah tidak sehat. Itu bukan lagi persekutuan orang percaya. Doa Yesus di dalam Yohanes 17:20-21 mengajarkan kita untuk bersatu, sama seperti Yesus dan Bapa adalah satu. Kita menjadi satu artinya dijelaskan di beberapa ayat lain adalah sehati sepikir (Roma 12:16; 1 Kor 1:10; 2 Kor 13:11; Fil 2:2)
  3. Belajar dari kesalahan para pendahulu kita, supaya kita tidak mengikuti kesalahannya (ayat 6). Setiap orang tidak bisa lepas dari masa lalu, termasuk masa lalu nenek moyang kita. Dengan mempelajari sejarah, kita diharapkan mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan yang pernah dilakukan oleh pendahulu kita di masa lampau, supaya bisa memperbaikinya di masa depan. Bangsa Israel seringkali gagal untuk belajar dari masa lalu. Mereka berulang kali mengalami kasih setia Tuhan dan pemeliharan-Nya. Sayangnya mereka tidak merespon kasih setia Tuhan dengan hidup sesuai kehendak Tuhan. Mereka tidak mau mengerti perbuatan-perbuatan ajaib yang pernah dilakukan oleh Tuhan dan tidak ingat besarnya kasih setia Tuhan. Karena itu bangsa Israel berulangkali memberontak kepada Tuhan dan mereka juga mengalami pembuangan dan penolakan.

Selamat mengakhiri tahun ini dengan baik dan selamat menyambut tahun 2018. Tetaplah di dalam Tuhan, apapun yang terjadi.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

 

 

Referensi ayat:

Yohanes 17:20-21
Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.

Roma 12:16
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

1 Korintus 1:10
Tetapi aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.

2 Korintus 13:11
Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!

Filipi 2:2
Karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,

Views: 892

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top