Mazmur 33:4-9; 145:17
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan sudah memberikan janji serta jalan keselamatan bagi orang-orang yang berdosa. Di satu sisi, Tuhan menciptakan manusia dengan kehendak bebas, sehingga Tuhan memberikan pilihan kepada manusia. Ada dua pohon yang diletakkan di tengah taman Eden, yaitu pohon kehidupan dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Mengenai pohon kehidupan, Tuhan tidak memberikan perintah atau larangan. Tetapi tentang pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat, Tuhan melarang manusia untuk memakan buahnya, karena pada saat manusia memakan buah itu, maka mereka akan mati (jatuh ke dalam dosa). Tuhan menginginkan manusia sebagai ciptaan yang paling mulia di antara semua ciptaan lain, bisa menyembah Tuhan dari hati nuraninya sendiri, bukan dengan paksaan. Ternyata tidak seperti yang diharapkan. Pada akhirnya manusia lebih percaya kepada hasutan Iblis daripada percaya kepada firman Tuhan.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, Tuhan tidak membiarkan. Sesuai dengan firman Tuhan di awal bahwa manusia yang memakan buah itu, pasti akan mati. Meskipun mereka tidak mati fisik secara langsung, tetapi kehidupan mereka tetap menuju kepada kematian. Yang paling mengerikan adalah kematian kekal, bukan kematian fisik. Manusia mencoba untuk menutupi dosa mereka dengan cara mereka sendiri. Manusia itu menyemat daun ara dan membuat pakaian, untuk menutupi dosa dan ketelanjangan mereka. Tetapi usaha manusia tidak pernah cukup. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, mereka sudah kehilangan banyak hal. Mereka juga kehilangan kebersamaannya dengan Tuhan. Tuhan itu maha kudus, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa bersama-sama dengan Dia. Jika dosa diibaratkan noda, setitik noda kecil pun tidak akan bisa membuat orang bisa bersama-sama dengan Tuhan dalam kekekalan. Sorga itu adalah tempat Tuhan berada dan itu juga tempat maha kudus. Maka tidak ada seorang pun yang bisa sampai ke Sorga, meskipun dosanya hanya satu titik saja. Banyak orang berusaha untuk menutupi dosanya dengan perbuatan baik, dengan ibadah ritual, rajin dalam pelayanan, puasa, dll. Tetapi semuanya itu tidak pernah cukup untuk menutup atau menghapus dosa manusia.
Tetapi Tuhan itu maha kasih. Di dalam Kejadian 3:15, Tuhan menjanjikan Juruselamat yang akan datang, yang berasal dari keturunan manusia. Karena hukuman dosa adalah mati, maka akan ada satu orang yang menggantikan manusia untuk dihukumkan. Orang tersebut harus bukan orang berdosa, supaya bisa menggantikan orang-orang yang berdosa. Sebelum Juruselamat itu datang, maka pengorbanan Juruselamat untuk sementara digantikan dengan anak domba yang dikorbankan di atas mezbah. Tuhan mengganti pakaian dari daun ara dengan kulit binatang, artinya da binatang yang dikorbankan untuk menutupi dosa manusia tersebut untuk sementara, sampai Sang Juruselamat tiba.
Jika kita melihat perjalanan dari semua tokoh Perjanjian Lama, seperti: Habel, Nuh, Abraham, Ayub, Daud, dll, mereka dibenarkan karena iman mereka yang dinyatakan melalui korban bakaran yang mereka berikan kepada Tuhan. Korban itu hanya sebagai simbol atau gambaran. Tetapi yang paling penting adalah “percaya”. Jika tokoh-tokoh Perjanjian Lama mereka ingin diselamatkan dari dosa, maka mereka harus percaya kepada Juruselamat yang akan datang, dengan cara mempersembahkan korban. Jika saat ini kita ingin diselamatkan, maka kita juga harus percaya kepada Juruselamat yang telah datang, yang telah disalibkan untuk menggantikan kita dihukum mati di atas kayu salib. Setelah percaya kepada-Nya, saatnya sekarang kita menggantikan Dia hidup, dengan cara hidup berkenan sesuai dengan firman-Nya. Itulah bentuk keadilan Tuhan, tetap melaksanakan hukuman sesuai dengan firman pertama. Tetapi Tuhan juga sangat mengasihi kita, sehingga Ia mengorbankan Anak-Nya yang Tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk menggantikan kita dihukum mati.
Views: 5