Yohanes 6:16-21
Peristiwa Yesus berjalan di atas air merupakan peristiwa yang menarik, sehingga Yohanes, Matius dan Markus menulisnya dalam kisah di Injil. Kita bisa melihat dalam Mat 14:22, Yesus dengan segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang. Sedangkan Yesus tinggal sebentar, untuk naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Dari kisah ini, mari kita belajar beberapa hal:
- Dari awal kisah ini, kita diajak untuk mengerti bahwa, perintah Tuhan juga mengandung resiko. Artinya, ketika Tuhan memberi perintah kepada kita, tidak serta merta berjalan mulus begitu saja. Ketika kita siap melakukan perintah Tuhan, contohnya untuk melayani di gereja, tidak berarti semuanya berjalan mulus. Ada hambatan dan tantangan yang terjadi. Tuhan tidak menjamin semua berjalan lancar. Tetapi Tuhan menjamin, Dia akan selalu beserta dengan kita dan memberi kekuatan kepada kita.
- Mereka ketakutan ketika melihat Yesus berjalan di atas air. Di dalam Markus 6:49, para murid bahkan mengira kalau Yesus itu hantu. Mereka berteriak-teriak ketakutan. Para murid Yesus tidak ketakutan dengan badai, karena sebagian besar mereka adalah nelayan. Mereka sudah terbiasa dengan badai pada saat mencari ikan. Justru mereka ketakutan dengan kedatangan Yesus. Mereka hampir setiap hari bertemu dengan Yesus. Bahkan mereka baru saja melihat mujizat Yesus yang sangat spektakuler, Yesus memberi makan lima ribu orang. Tetapi sepertinya para murid belum mengenal betul siapa sebenarnya Yesus itu. Bukan hanya sekali itu saja mereka menganggap Yesus hantu dan ketakutan. Setelah Yesus bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada semua murid. Dan para murid menganggap lagi, Yesus sebagai hantu dan mereka sangat terkejut dan takut (Lukas 24:37). Mengapa mereka tidak bisa membedakan antara Yesus dengan hantu? Hal itu juga mungkin berlaku bagi kita. Kalau kita tidak benar-benar mengenal Yesus, maka kita pun akan susah membedakan, mana Yesus dan mana hantu. Bayangkan, murid-murid yang setiap hari bersama-sama dengan Yesus saja bisa salah mengenali, apalagi kita yang tidak pernah melihat Yesus.
- Di ayat 21, kita melihat ada percepatan yang Tuhan berikan, pada saat ara murid menaikkan Dia ke dalam perahu. Karena dikatakan “seketika perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.” Orang bisa melakukan dan mengusahakan apa saja, termasuk dalam pelayanan sekalipun. Tetapi, tanpa menghadirkan Tuhan dalam kehidupan kita, maka segala sesuatu tidak mengikuti waktu Tuhan. Ataukah mereka tidak sadar sudah sampai di pantai, karena ketakutan? Saya merasa tidak seperti itu. Ketika Yesus memberi makan lima ribu orang, Yesus melampaui hukum matematika. Ketika Yesus berjalan di atas air, Yesus melampaui hukum fisika. Ketika Yesus membuat perahu itu seketika sampai di pantai, Yesus melampau hukum jarak dan waktu.
Jika Tuhan sudah menyertai, kita tidak perlu takut dan kuatir. Tuhan pasti menolong kita, bahkan melampaui apa yang kita pikirkan. Melampaui kemampuan kita. Perintah Tuhan harus kita jalankan, walaupun tidak selalu berjalan mulus. Percayalah, Tuhan menyertai orang-orang yang taat dan setia kepada-Nya. Jangan takut, itu Tuhan. Kenallah Dia dengan baik, supaya bisa membedakan, mana Yesus yang sebenarnya dan mana yang bukan Yesus (menyerupai Yesus).
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 112