Secara pribadi, saya bersukacita karena ada beberapa di antara anak muda di tempat ini, mau mengenyam pendidikan di luar pulau Kalimantan. Bukan berarti pendidikan di pulau Kalimantan tidak bagus. Tetapi seringkali kita perlu keluar, untuk melihat kebiasaan dan pergaulan di luar tempat kita bertumbuh sejak kecil. Tujuan lain adalah untuk melihat dengan jelas, identitas kita yang sebenarnya. Ketika kita keluar dari tempat asal kita, maka akan ada perjuangan lebih yang akan dilakukan. Itulah yang bisa mengasah kita, untuk lebih mudah mengetahui identitas diri kita. Tetapi tidak semua orang berani dan siap melakukan itu.
Amsal 23:7a dikatakan, “Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.” Jika kita merasa tidak layak dan bukan siapa-siapa, itulah kita yang telah menilai diri sendiri. Mengetahui dan menetapkan identitas diri menjadi penting, karena itu akan menentukan harga diri kita. Dari mata Tuhan, manusia mempunyai harga diri yang sangat tinggi, karena Yesus Kristus sudah membayarnya dengan lunas. Harganya adalah nyawa Yesus Kristus. Persoalannya, apakah kita melihat diri kita semahal yang Tuhan lihat?
Pandangan kita terhadap diri kita, akan menentukan karakter dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Karakter dan tingkah laku yang kita jalani, akan mempengaruhi respon orang lain terhadap kita. Jika bisa disamakan dengan barang, orang akan lebih menghargai barang yang mahal daripada yang murah. Yang perlu kita sadari, harga diri kita turun, karena dosa atau pelanggaran yang kita lakukan. Dosa dan pelanggaran yang kita lakukan, meskipun tidak ada yang tahu, akan bisa menurunkan harga diri kita. Secara tidak langsung, hal itu akan mengubah perilaku sehari-hari.
Ketika Tuhan ingin memberi tanggungjawab kepada Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari Mesir, Musa menjawab (Kel 3:11): “Siapakah aku ini, maka aku yang menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?” Tuhan sebagai Pencipta Musa, tahu bahwa Musa bisa melakukan itu. Tetapi di pihak Musa, dia merasa tidak bisa melakukannya. Di dalam Kel 4:10, Musa tetap tidak bersedia dan menjawab Tuhan: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.”
Dari pihak Tuhan dengan tegas mengatakan (Kel 4:11): “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta: bukankah Aku, yakni TUHAN?” Melihat kisah ini, mari kita lihat dalam diri kita. Kita sebenarnya memiliki potensi dan hidup kita sangat berharga. Tetapi karena dosa dan pelanggaran kita, itulah yang menurunkan harga diri kita. Yang seperti ini pernah dialami oleh semua orang, tidak terkecuali.
Cara kita melihat diri sendiri akan menentukan bagaimana orang lain melihat kita. Kisah ini pernah terjadi pada orang Israel, ketika mereka mau masuk ke tanah Kanaan. Dari 12 orang pengintai, 10 orang melihat diri mereka rendah, yang membuat ini menjadi identitas mereka. Kisah ini ada di Bil 13:32-33, “Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami.”
Berbeda dengan dua pengintai yang lain, yaitu Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, mereka mengatakan (Bil 14:6-7), “Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.” Jika kita memiliki identitas atau gambar diri yang benar, maka pikiran kita akan terbuka dan bisa selalu melihat sisi positif dari hidup kita.
Anak muda, mari mulai serius dengan hidup. Masa remaja kita telah lewat. Ini saatnya kita mempersiapkan masa depan. Belajar untuk membangun personal branding kita dengan baik, identitas sebagai pemuda Kristen, yang memiliki integritas serta pikiran positif. Kita harus membangun identitas sesuai dengan firman Tuhan, membangun karakter yang baik dan positif. Jika kita sudah mendapatkan identitas Kristen yang baik, maka hal-hal yang lain akan mengikuti. Ingat, harga diri kita di mata Tuhan sangat tinggi.
Views: 12