Yakobus 1:2-4; Roma 12:12
Hari ini kita merenungkan firman Tuhan, melihat karakter sabar dalam hidup. Hari-hari ini, kesabaran sangat sulit untuk dilaksanakan. Semakin hari, semua semakin terburu-buru dan instan. Seharusnya firman ini makin relevan dalam hidup kita, di tengah-tengah era yang serba cepat. Tuhan memanggil kita untuk hdup dalam kesabaran, panggilan yang bukan hanya tindakan untuk menahan diri atau mengendalikan emosi, tetapi juga tindakan untuk pertumbuhan iman dan karakter.
Melalui ayat yang sudah kita baca, Yakobus mengajak kita untuk menganggap sebagai kebahagiaan apabila kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan, karena dampak dari pencobaan itu, jika kita kuat, maka akan menghasilkan ketekunan. Ketekunan itu akan menjadikan kita utuh dan tahan uji. Paulus di dalam Roma 12:12 juga mengingatkan kita supaya bersukacita dalam pengharapan, sabar dalam kesesakan dan bertekun di dalam doa. Kesabaran menjadi tindakan iman yang sangat penting, tidak hanya membuat kita kuat dalam menghadapi tantangan hidup, tetapi juga membentuk kita semakin dewasa dan serupa dengan Kristus.
Beberapa hal yang bisa kita pelajari tentang kesabaran, untuk dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:
Pertama, kesabaran sebagai ujian iman. Yakobus menyatakan bahwa ujian terhadap iman akan menghasilkan ketekunan. Artinya, setiap tantangan dan pencobaan yang kita hadapi merupakan kesempatan bagi kita untuk menguji iman pribadi. Bagaimana sikap hidup kita, apakah tetap percaya kepada Tuhan pada saat semuanya berjalan tidak sesuai dengan harapan kita? Kesabaran seharusnya menjadi latihan bagi kita untuk kuat dan tetap bertahan hingga akhir, sampai mencapai rencana Tuhan yang sempurna. Kata kuncinya, ujian dan pencobaan adalah kesempatan bagi kita untuk melatih kesabaran.
Kedua, kesabaran sebagai sikap kita menanti waktu Tuhan. Menunggu adalah hal yang paling membosankan dalam kehidupan manusia. Kesabaran dalam menunggu menjadi bukti bahwa kita percaya tentang waktu Tuhan yang terbaik. Supaya tidak membosankan, pada saat menunggu tidak boleh pasif. Jika bapak dan ibu menjadi petani, pada waktu menunggu waktu panen tiba, pasti tidak menunggu dengan pasif. Petani akan tetap merawat tanamannya, memberi pupuk dan menyiram serta menjaga tanamannya. Meskipun hasil panen belum terlihat, tetapi menunggu dengan aktif berarti memiliki pengharapan akan hasil yang baik. Hasil yang baik perlu proses yang tidak instan.
Ada banyak hal yang kita tunggu di dunia ini: menunggu pemulihan, menunggu kesembuhan, menunggu jawaban doa, dll. Orang percaya juga menunggu kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali. Supaya tidak bosan dalam menunggu, sebaiknya kita aktif melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Ketika kita aktif, maka kita akan menghasilkan banyak hal, menjadi produktif.
Ketiga, kesabaran sebagai kesaksian iman. Ketika orang lain melihat kita tetap kuat dan sabar dalam menghadapi berbagai macam tantangan, mereka akan melihat bahwa ada kekuatan yang berbeda di dalam diri kita. Banyak orang yang mengidolakan bunda Teresa, karena kesabarannya merawat orang-orang yang berpenyakit kusta dan terpinggirkan di India. Dalam hal-hal yang sederhana, kita juga bisa melakukan hal yang sama. Ketika kita belajar sabar, maka orang-orang di sekitar kita akan melihat bahwa kita adalah orang yang kuat dan tidak mudah menyerah. Kesabaran menjadi kesaksian yang hidup bahwa kita memiliki pengharapan yang kuat di dalam Tuhan.
Keempat, kesabaran akan menghasilkan buah yang baik. Kesabaran akan membentuk kita menjadi semakin serupa dengan Kristus. Setiap kali kita belajar sabar, Tuhan sedang memurnikan karakter kita dan mempersiapkan kita untuk rencana-Nya yang lebih besar. Dalam hal yang sangat sederhana, kita bisa melatih kesabaran dengan cara mengatur nafas. Kita tidak bisa mengendalikan orang lain, tetapi kita bisa mengendalikan diri dan hidup kita. Kita harus mengakui bahwa kesabaran bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi perjalanan yang akan menghasilkan buah indah dalam hidup kita. Tuhan bisa menggunakan kesabaran untuk memurnikan kita, memperkuat iman kita dan mempersiapkan kita untuk hal-hal yang lebih besar.
Jadi, kesabaran adalah wujud iman yang bertumbuh dalam menghadapi tantangan hidup. Melalui kesabaran, kita belajar untuk memercayakan hidup kita kepada Tuhan dan menantikan waktu-Nya yang terbaik. Kesabaran menjadi bukti bahwa kita percaya pada rancangan-rancangan Tuhan, bahkan ketika kita belum melihat hasilnya. Mulailah dengan cara yang sederhana, mengatur nafas dengan baik, sehingga seluruh organ tubuh kita bisa ditata dengan lebih baik. Kesabaran adalah kekuatan, bukan kelemahan.
Views: 5