Hidup Baru Dalam Kebangkitan Kristus

Roma 6:4

Roma 6:1-4 (Mati dan bangkit dengan Kristus)

(1) Jika demikian, apa yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah anugerah itu? (2) Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (3) Atau tidak tahukah kamu bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus Yesus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? (4) Dengan demikian, kita telah dikuburkan bersama Dia melalui baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita dimungkinkan hidup dalam hidup yang baru.

Di dalam Alkitab, ada dua keterangan yang berbeda mengenai kebangkitan Yesus Kristus, yaitu Yesus Kristus bangkit dan Yesus Kristus dibangkitkan. Ketika Yesus Kristus bangkit, maka Ia sedang menjelaskan tentang hakikat-Nya sebagai Tuhan. Ketika Yesus Kristus dibangkitkan, maka Ia menjelaskan bahwa Bapa berkenan kepada-Nya. Pengertian kedua ini yang dicatat di dalam ayat 4, yang telah kita baca.

Kristus dibangkitkan karena Ia telah menang atas dosa. Pada saat peristiwa Tuhan Yesus disalibkan, Ia terbukti dihukum bukan karena dosa-Nya. Bahkan sepanjang penderitaan dan kematian-Nya di kayu salib, Ia pun tidak melakukan dosa. Manusia seringkali tergoda untuk berbuat dosa, ketika mengalami penderitaan dan tekanan yang kuat. Tetapi Yesus telah membuktikan, sebagai manusia, Ia tidak melakukan dosa bahkan di saat-saat yang paling menyakitkan.

Hal ini dikuatkan dalam pernyataan di dalam Ibrani 4:15 dikatakan, “Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai dalam segala hal, hanya saja Ia tidak berbuat dosa.”

Bagi dunia, Yesus sudah gagal dan kalah. Tetapi dari segi rohani, Tuhan Yesus sudah menang atas dosa. Kita hari-hari ini mungkin juga tergoda dengan hal yang serupa. Misalnya: seorang murid pada waktu ujian, ia berbuat curang dengan cara mencontek dan hasil ujiannya bagus. Secara dunia, ia berhasil, tetapi dari segi rohani, ia telah kalah. Kita mungkin pernah menemukan ada orang-orang yang “terlalu jujur” dalam hidupnya, justru secara duniawi gagal. Tetapi Tuhan menilai berbeda terhadap orang yang seperti itu.

Oleh karena Yesus Kristus, memang kita telah menang dan bebas dari dosa. Semua itu kasih karunia Tuhan. Tetapi kebebasan dosa itu seharusnya tidak membuat kita semakin bertekun dalam dosa. Jika kita sudah mati bagi dosa, seharusnya kita keluar dari dosa itu dan tidak hidup terus di dalam dosa. Perjuangan kita hari ini adalah untuk bertumbuh dalam karakter Kristus, berjuang untuk terhindar dari dosa.

Kristus dibangkitkan karena ia taat kepada seluruh kehendak Bapa di Surga. Doa Yesus di taman Getsemani mengajarkan satu hal yang sangat berharga, di dalam Markus 14:36, “Ya Abba, ya Bapa, segala sesuatu mungkin bagi-Mu, ambillah cawan ini dari hadapan-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki, melainkan apa yang Engkau kehendaki.”

Tuhan memberi kesempatan kita untuk berdoa. Tetapi doa yang disampaikan oleh Yesus menjadi contoh bagi kita bahwa Yesus tidak pernah memaksakan kehendak-Nya di dalam doa. Yesus menyerahkan doa-Nya dalam kehendak Bapa. Yesus tahu bahwa tidak ada yang mustahil bagi Tuhan. Bahkan tanpa doa kepada Bapa sekalipun, Yesus bisa menggunakan kuasa-Nya. Tetapi, ketika Yesus ada di dalam daging manusia, ia benar-benar memberi contoh ketaatan total. Ia tidak pernah memaksakan kehendak-Nya. Ia ingin, kehendak Bapa yang jadi dalam diri Kristus.

Kristus dibangkitkan karena telah menjadi korban yang sempurna. Semua dosa manusia, dari dosa Adam sampai dosa manusia terakhir, seluruhnya ditanggungkan kepada Yesus Kristus di kayu salib. Hakikat Tuhan yang maha kasih sekaligus maha adil, tergenapi di dalam pengorbanan yang sempurna ini. Semua kurban yang dilakukan sebelum Yesus Kristus hanya menjadi simbol saja. Kita tidak akan mendapati kurban seperti ini di manapun, selain di dalam Yesus Kristus. Kurban ini sangat mahal, sehingga kita patut untuk mengingat dan menghargainya, dengan cara tidak main-main lagi dengan dosa. Hidup kita seharusnya menjadi persembahan yang hidup bagi Tuhan.

Views: 2

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top