Najis dan Tidak Najis (Jelajah PL 409)

Imamat 11:7-12:5

Mengenai binatang air, semua yang tidak bersirip atau bersisik tidak boleh dimakan. Mengenai burung, tidak ada kategori yang khusus. Tuhan langsung menyebut nama-nama burung yang tidak diperbolehkan untuk dimakan. Selain yang disebutkan itu, tentu diperbolehkan untuk dimakan. Banyak nama burung yang disebutkan dan tidak diperbolehkan untuk dimakan itu merupakan jenis burung pemakan bangkai. Burung-burung semacam ini bisa menjadi sumber penularan parasit atau penyakit.

Di pasal ini, kekelawar dimasukkan dalam kategori burung. Memang pada saat ini kelelawar tidak masuk dalam kategori burung. Seperti kategori kelinci dalam renungan sebelumnya, kategori yang dipahami oleh penulis Alkitab bisa berbeda dengan kategori yang ditetapkan oleh orang modern. Pada zaman Perjanjian Lama, kategori binatang tentu lebih sederhana. Semua yang bersayap dan bisa terbang, secara sederhana dikategorikan sebagai burung.

Ada juga kategori binatang yang merayap, bersayap dan berjalan dengan empat kaki. Saat ini kita melihat bahwa belalang merupakan binatang yang berkaki enam. Belalang pada waktu itu diperbolehkan untuk dimakan. Beberapa tokoh Alkitab juga dicatat memakan belalang, seperti Elia dan Yohanes Pembaptis. Di ayat 21 digambarkan lebih detail bahwa binatang itu mempunyai paha di sebelah atas kakinya, untuk melompat di atas tanah. Orang Israel melihat bahwa belalang itu memiliki empat kaki untuk berjalan dan dua lagi yang digunakan khusus untuk melompat.

Bangsa Israel dilarang untuk berhubungan dengan bangkai. Pada waktu itu memang belum ada penelitian mengenai bakteri atau kuman-kuman yang bisa hinggap di bangkai itu. Semua itu baru bisa diketahui, setelah manusia membuat mikroskop. Orang yang terkena bangkai itu harus mencuci pakaiannya. Pada waktu itu orang Israel tidak tahu pasti tujuan dari mencuci pakaian yang terkena bangkai itu. Baru di zaman modern, semua hal yang negatif tentang bangkai itu bisa diketahui.

Sampai hari ini, metode pembersihan yang benar dan efektif adalah membasuh atau membersihkan diri dengan air yang mengalir. Air mengalir itu membantu bakteri dan kuman pergi menjauh dari tubuh. Semua tempat yang terkena bangkai, menjadi najis. Sedangkan mata air atau sumur yang mengalirkan air, jika terkena bangkai tetap tahir, karena sumber air itu bisa menjauhkan kuman dari bangkai tersebut.

Masuk pasal 12, penggambaran kenajisan ada juga di dalam diri manusia. Hal ini berbeda dengan pasal 11 yang memberi penggambaran kenajisan dari luar diri manusia. Perempuan bersalin menjadi gambaran pembersihan diri secara internal. Jika di pasal 11, penggambaran diberikan dari kebutuhan pokok manusia, yaitu makanan, maka di pasal 12 digambarkan dengan proses kelahiran bayi yang dianggap masih polos.

Sebagai keturunan Adam, ketika seseorang lahir, sebenarnya ia sedang lahir di dalam dosa. Di dalam Mazmur 51:7 Daud mengaku, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” Di dalam Roma 5:12 dikatakan, “Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oelh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.”

Views: 32

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top