Yeremia 1:4-10
Dalam bahasa Ibrani, Yeremia berarti “Jehova telah menunjuk.” Kitab Yeremia memberi gambaran tentang panggilan Yeremia sebagai nabi. Kisah pemanggilannya hampir sama dengan kisah Musa, sama-sama menolak saat dipanggil. Alasannya pun hampir sama.
Walaupun demikian, Tuhan selalu mempunyai rencana yang khusus dalam hidup kita, sebelum kita dilahirkan, untuk kemuliaan Tuhan. Karena itu, secara fisik, Tuhan membuat setiap manusia mempunyai sidik jari yang berbeda. Sidik jari setiap orang dirancang khusus oleh Tuhan dengan pola yang khusus di setiap pribadi manusia. Untuk hal yang kecil saja Tuhan mempunyai rencana yang khusus, pasti Tuhan juga sudah memiliki rencana yang khusus juga dalam hidup kita (ayat 5).
Melalui kisah Yeremia, kita bisa melihat bahwa Tuhan memanggil Yeremia dalam rencana yang khusus. Bahkan sebelum kita bisa memahami diri kita sepenuhnya, Tuhan telah merancang rencana yang khusus kepada setiap kita. Karena itu kita perlu memahami rencana Tuhan. Kalau Tuhan telah mengenal, menguduskan, menetapkan dan membentuk Yeremia untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa, maka kita juga meyakini bahwa hidup kita ada di dalam rencana Tuhan untuk mengerjakan panggilanNya.
Dalam 1 Petrus 2:9 juga ditegaskan bahwa kita adalah orang-orang yang dipanggil Tuhan untuk mengerjakan sesuatu bagi kemuliaan Tuhan. Kesadaran ini penting supaya kita memahami bahwa rencana Tuhan ada lebih dulu daripada keberadaan kita. Kita seharusnya mempersembahkan seluruh hidup kita untuk menggenapi rencana Tuhan. Kita ada di dunia untuk rencana Tuhan, bukan sebaliknya.
Dari kisah Yeremia kita belajar bahwa Tuhan selalu memiliki tujuan ketika memanggil seseorang. Yeremia dipanggil untuk menyatakan kebenaran Tuhan di tengah-tengah umat. Berita yang disampaikan Yeremia adalah berita pertobatan dan penghukuman (ayat 10), sekaligus berita pengharapan dan pemulihan bagi yang mau mendengar dan bertobat. Yeremia dipanggil untuk mewartakan berita pertobatan di tengah-tengah bangsa yang sangat bebal. Hal ini nampak dari sikap hidup bangsa Israel yang hidup dalam penyembahan berhala dan percabulan.
Bagi kita saat ini, berhala berarti sesuatu yang disembah dan dipuja karena sesuatu tersebut bisa menjadi pelindung, bernilai dan menjadi sumber kebahagiaan. Menyembah berarti memberi nilai yang paling tinggi kepada sesuatu. Uang, kehormatan, jabatan dan kenyamanan hidup bisa menjadi berhala (sesuatu yang disembah). Jika sudah demikian, Tuhan tidak menjadi bagian yang utama dan terpenting bagi hidupnya. Demikian halnya juga dengan percabulan, perselingkuhan dan perzinahan yang juga semakin banyak dilakukan oleh orang-orang Kristen.
Untuk menunaikan panggilan tersebut, pasti banyak tantangan. Dari pengalaman Yeremia maupun Yesus, akan lebih sulit untuk mengajarkan kebenaran kepada orang yang sudah tahu firman. Yeremia sempat ingin berhenti dan menyesali kelahirannya (Yer 20:14-18). Karena itu Yeremia dikenal sebagai “nabi yang meratap.” Walaupun demikian, Yeremia tidak pernah berhenti melayani Tuhan.
Tuhan Yesus memberkati. Maranatha!
Views: 15