Markus 6:6b-13
Keluarga merupakan komunitas orang percaya terkecil yang diciptakan oleh Tuhan. Keluarga hadir di tengah-tengah kemajemukan dunia. Dari dalam keluarga Kristen, diharapkan muncul hal-hal yang baik dan benar, di tengah-tengah dunia yang berdosa ini. Jika kita memperhatikan dengan lebih teliti, kita mendapati bahwa dunia ini sedang terjadi perseteruan antara kebaikan dan kejahatan. Kebaikan mewakili sifat Tuhan yang Maha Baik, sedangkan kejahatan mewakili sifat Iblis. Di dalam diri manusia, ada kedua sifat tersebut. Karena itu, manusia menjadi makhluk yang paling kompleks di alam semesta ini. Di dalam diri manusia, ada sifat baik sekaligus sifat jahat. Manusia bisa menyembah Tuhan, juga bisa memberontak kepada Tuhan.
Karena itu, Yesus datang ke dunia untuk memperbaiki semuanya. Yesus menginginkan supaya manusia memilih untuk kembali kepada Tuhan dan meninggalkan Iblis. Untuk menjelaskan tentang karya keselamatan tersebut, Tuhan Yesus melibatkan para murid. Yesus mengutus para murid memberitakan Injil. Mereka sudah banyak menerima, kini saatnya mereka memberi, mengajar dan menerapkan semua yang telah mereka terima dari Yesus. Mereka diutus berdua-dua, supaya bisa saling tolong-menolong, saling menopang, menguatkan dan menjaga.
Tempat yang dituju oleh para murid adalah rumah untuk tinggal sementara waktu. Jika yang mempunyai rumah mengizinkan mereka tinggal, maka mereka tinggal di sana. Para murid harus menerima kemurahan hati tuan rumah tempat mereka tinggal, dengan tetap menjaga sikap dan perilaku mereka. Jika ada yang menolak, maka mereka harus meninggalkan tempat itu dengan mengebaskan debu yang melekat di kaki mereka.
Di dalam Perjanjian Lama, peran keluarga, terutama peran seorang ayah pernah menjadi sangat penting, yaitu menjadi iman serta menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Sebelum peran imam digantikan oleh Harun, seorang ayah adalah imam di dalam keluarga. Kita bisa membaca kisah-kisah bahwa ayah bisa memberkati anak-anak mereka dengan menumpangkan tangan. Hal itu tidak terjadi lagi ketika Harun diangkat menjadi imam atas bangsa Israel. Posisi imam tergantikan karena banyak ayah yang tidak lagi takut akan Tuhan. Meski seorang ayah pada saat ini tidak berfungsi lagi sebagai imam, tetapi seorang ayah tetap menjadi kepala keluarga yang bertugas untuk mendidik anggota keluarga untuk tetap percaya dan mengasihi Tuhan.
Di dalam Perjanjian Baru, Tuhan menetapkan dua lembaga yang penting untuk kelangsungan pemberitaan kerajaan Allah, yaitu gereja dan keluarga. Gereja menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran menggantikan posisi ayah di zaman awal Perjanjian Lama dan posisi bangsa Israel di awal Perjanjian Baru. Gereja sendiri terdiri dari beberapa keluarga Kristen. Dari gereja kita belajar dan mengenal kebenaran. Di dalam keluarga kita mengerjakan kebenaran itu, menerapkan kebenaran firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.
Keluarga ada karena dibentuk oleh Tuhan. Hampir sebagian besar hidup kita ada di dalam keluarga. Di dalam dan melalui keluarga, Tuhan ingin menyatakan kebenaran-Nya. Tuhan ingin setiap keluarga mengerjakan panggilannya di dalam dunia dan mengerjakan pekerjaan baik dengan penyertaan dari-Nya. Kasih Tuhan akan selalu menolong setiap keluarga untuk hidup dalam sukacita dan ucapan syukur, meskipun banyak hambatan dan tantangan yang dihadapi.
Views: 13