1 Tesalonika 5:23-28
Hidup kudus tidak bisa diusahakan, tetapi hidup kudus adalah karakter tertinggi orang percaya. Kehidupan kudus (kesalehan) kita tidak akan menyelamatkan kita. Karena pada dasarnya, kita diselamatkan oleh anugerah yang diberikan oleh Yesus melalui pengorbanan-Nya, bukan karena kesalehan atau kekudusan kita. Tidak ada orang yang bisa hidup kudus, kalau tidak dikuduskan oleh Kristus. Tidak ada orang yang sempurna, kecuali dia disempurnakan oleh Kristus.
Karena kita percaya kepada Yesus, maka kita disebut sebagai orang-orang kudus (khusus). Orang-orang percaya akan takut berbuat dosa, karena dosa merupakan kekejian di hadapan Tuhan. Ketika orang-orang percaya mulai melakukan dosa, maka sebenarnya dia sedang menjauhkan diri dari Tuhan. Orang yang terbelenggu dosa tidak akan kuat dekat dengan Tuhan. Orang yang hidup dalam dosa, tidak akan mempunyai damai sejahtera. Hidupnya akan dipenuhi dengan ketakutan dan kekuatiran. Orang yang tidak hidup kudus, akan takut dengan kematian, karena mereka tidak punya kepastian jaminan hidup. Karena itu, sebenarnya kerugian besar akan terjadi pada kita, kalau kita tetap hidup di dalam dosa atau kejahatan. Karena itu, di ayat 22 firman Tuhan memberi nasihat kepada kita untuk menjauhkan diri dari segala kejahatan.
Tuhan sendiri disebut sebagai “Allah damai sejahtera.” Banyak orang mencari damai, tetapi damai yang sejati hanya ada di dalam Tuhan. Kedamaian pun tidak bisa kita usahakan secara maksimal. Orang bisa mendapatkan damai dengan usaha sendiri, tetapi hasilnya bersifat sementara (semu). Kedamaian akan terjadi dengan sendirinya, ketika kita ada di dalam Tuhan. Kedamaian bukan berarti tidak ada pertengkaran atau pertikaian. Kedamaian terjadi saat kita bisa melalui kehidupan kita dengan pertolongan Tuhan dan di dalam Tuhan. Damai terjadi dari dalam diri kita, bukan tergantung dari situasi di sekitar kita.
Roh, jiwa dan tubuh kita dikatakan harus terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus. Kita tidak bisa mengusahakan ini dengan kekuatan kita. Hal paling penting supaya kita bisa sampai pada tahap ini adalah menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada Tuhan, dimulai dari roh. Roh terlebih dulu harus diberikan makanan. Baru kemudian jiwa, dan yang paling terakhir adalah tubuh (daging).
Damai sejati yang diberikan oleh Tuhan pasti berbeda dengan damai menurut dunia ini. Damai di dunia ini tidak abadi, bergantung dengan keadaan dan sebentar saja bisa hilang. Ada orang yang merasa damai karena rumahnya dijaga atau karena mempunyai tabungan yang banyak untuk masa depan mereka di dunia. Tetapi, apakah ada yang aman di dunia ini?
Ketika hidup kita masih ada di dalam dosa dan kejahatan atau hidup kita penuh dengan keluhan dan sungut-sungut, maka kita tidak akan bisa merasakan damai Kristus yang sempurna. Damai yang sempurna tidak akan pernah menggoyahkan iman kita. Damai yang sempurna, berasal dari hidup yang dibenarkan dan kita sendiri hidup dalam kebenaran tersebut.
Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketenteraman untuk selama-lamanya. (Yes 32:17).
Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!
Views: 20