Carilah Tuhan, Maka Kamu Akan Hidup! (1)

Amos 5:4-6

Tahun ini, saya mengajak kita semua untuk merenungkan dan mendapatkan pengajaran mengenai mencari Tuhan. Kenapa Tuhan harus dicari, apakah Dia hilang? Apa maksud dari ayat ini. Ayat ini sangat penting, karena dari sanalah kita bisa mengerti tentang kehidupan. Ketika kita mencari Tuhan dan mendapatkan-Nya, maka Tuhan berjanji bahwa kita akan hidup.

Amos adalah orang biasa yang bekerja sebagai petani dan peternak. Tetapi dia dipanggil oleh Tuhan untuk menjadi hamba dan nabi-Nya. Konteks pada zaman itu, bangsa Israel sedang berada dalam kondisi yang cukup makmur. Mereka memiliki minat untuk melaksanakan ritual agamanya dengan baik. Tetapi ternyata kondisi tersebut tidak memberi dampak dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Ibadah dan perayaan agama yang mereka lakukan ternyata tidak membawa mereka hidup dalam iman yang benar. Justru iman mereka menjadi dangkal. Ibadah dilakukan hanya untuk menutupi dosa dan pelanggaran mereka. Karena itulah, Tuhan menghukum mereka dan menuntut pertanggungjawaban mereka atas pelanggaran dan dosa  yang mereka lakukan. Amos, sebagai nabi Tuhan, mengecam mereka atas kesalahan dan dosa mereka.

Kecaman Amos bukan main-main. Hukuman yang akan Tuhan berikan sangatlah mengerikan. Mereka akan menajdi tawanan bangsa Asyur, mereka akan seperti mayat yang terkapar dan dibiarkan membusuk (5:1-3). Satu-satunya cara supaya mereka tidak dihukum dan tetap hidup adalah menuruti peringatan Amos, yaitu pertobatan.

Carilah Tuhan, berarti berusaha, berjuang atau bekerja keras. Carilah Tuhan dalam terjemahan lain “pandanglah Tuhan”. Dalam terjemahan bahasa Indonesia sehari-hari “Kembalilah kepada-Ku.” Tuhan tidak hilang. Justru kita mungkin yang sedang terhilang. Kita yang keluar dari kandang. Kita yang tersesat. Tuhan tetap berada ditempat-Nya, tetapi kitalah yang sering melenceng, keluar dari jalur Tuhan.

Pertobatan adalah berbalik, dari hidup yang lama dan sia-sia kepada hidup yang baru. Saya kan sudah Kristen, sudah percaya Yesus, sudah rajin ke gereja. Keadaan itu hampir sama dengan keadaan pada zaman Amos. Tuhan lihat pertobatan kita dari hati kita dan itu harus berdampak pada kehidupan kita sehari-hari. Ada buah-buah pertobatan yang bisa dilihat oleh orang lain, oleh orang-orang yang dekat dengan kita.

Izinkan saya untuk mengingatkan kembali, bagaimana kita menilai diri kita sendiri, apakah sudah benar-benar bertobat atau hanya pertobatan semu. Orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus mempunyai bukti pertobatan: (1) Menjauhi dan menghindari dosa, lari dari dosa, karena dosa itu akan membelenggu kita dan membuat kita tidak merdeka. (2) Hidupnya selalu mengucap syukur. Ucapan syukur ini yang mendorong hidupnya untuk melakukan banyak hal di dalam Tuhan. Dia tidak mudah bersungut-sungut. (3) Selalu mencari kebenaran, ada kerinduan yang dalam untuk membaca, mempelajari dan merenungkan firman Tuhan. Menggali firman Tuhan dengan serius, karena dia tahu di sana ada sesuatu yang sangat berharga. (4) Punya kerinduan yang besar, orang lain juga bertobat dan diselamatkan, karena dia sudah menikmati kebebasan dari dosa. Kebebasan dan kemerdekaan dari dosa itu yang membuat dia bersukacita. (5) Ada kerinduan untuk berkumpul dan bersekutu dengan saudara seiman. Kumpulan orang-orang percaya itu seharusnya saling menghargai dan menguatkan.

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 3384

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top