Beritakan Injil Keselamatan

Roma 1:16-17

Tugas pemberitaan Injil adalah tugas bagi semua orang yang sudah percaya kepada-Nya. Tugas ini terus berlanjut, dari satu orang ke yang lain, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tugas ini awalnya diterima oleh para rasul. Pemberitaan Injil berkembang dengan sangat pesat dan pesat, ketika rasul Paulus diutus oleh Tuhan Yesus secara khusus, termasuk kepada orang-orang di luar Yahudi. Setelah itu, pekabaran Injil diteruskan oleh orang-orang percaya berikutnya.

Di bulan misi ini, mari kita melihat sejarah perkembangan misi gereja Mennonite di Indonesia. Pada bulan Agustus 1851, badan misi Mennonite dari Belanda mengutus misionaris: Pieter Jansz dan istrinya serta Wilhelmine Schmilau ke Indonesia (pada waktu itu masih disebut Hindia Belanda). Mereka menempuh perjalanan laut selama kurang lebih tiga bulan, sampai ke Batavia (Jakarta).

Pieter Jansz menyampaikan berita Injil di daerah pesisir utara Jawa Tengah dan pegunungan Muria. Pada tahun 1854, di Jepara, Pieter Jansz membaptis lima orang dari etnis Jawa, yang sudah menyatakan percaya kepada Yesus Kristus. Di akhir tahun 1869, Pieter Jansz membaptis seseorang bernama Pasrah Karso, yang selanjutnya memimpin persekutuan di sekitar Jepara dan mendirikan Gereja Injili di Tanah Jawa (GITJ) di daerah Kedungpenjalin. Selanjutnya, makin banyak yang percaya kepada Yesus Kristus dan mereka mendirikan gereja, seperti Pasrah Noeriman, yang mendirikan jemaat di daerah Kudus dan Ibrahim Tunggul Wulung yang mendirikan jemaat di pesisir pantai utara.

Di tahun 1918, Tee Siem Tat yang telah bertobat karena disembuhkan dari penyakit, memulai persekutuan Kristen Tionghoa di Kudus. Tee Siem Tat mencari lembaga Kristen yang bisa memberikan pengajaran Kristen yang baik. Akhirnya Tee Siem Tat memilih misi Mennonite, karena merasa ajaran Mennonite sangat dekat dengan kebenaran dan pengajaran Alkitab. Tee Siem Tat adalah orang yang memulai Gereja Mennonite Tionghoa, yang saat ini berubah nama menjadi Gereja Kristen Muria Indonesia.

Tee Siem Tat sudah melakukan banyak hal untuk generasinya, pada saat ia masih hidup. Saat ini, dia sudah tidak ada lagi di dunia ini. Saat ini, kita yang masih ada di dunia. Maka tugas pekabaran Injil itu menjadi bagian kita, di generasi kita saat ini. Jika kita tidak memberitakan Injil, maka generasi setelah kita tidak akan pernah mendengar Injil. Setiap kita yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus, seharusnya juga diberi hati misi yang menggerakkan kita. Seharusnya, dengan gembira kita menyambut tugas ini, yaitu memberitakan Injil yang telah menyelamatkan kita.

Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan setiap orang yang percaya. Karena itu, Injil ini harus terus disampaikan secara berulang-ulang kepada orang yang sudah percaya kepada Tuhan serta disampaikan kepada orang yang belum percaya kepada Tuhan. Kepada yang sudah percaya kepada Tuhan, Injil ini diberitakan supaya memberi pengajaran dan kekuatan. Dengan pengajaran itu, diharapkan orang percaya terus membangun karakter kudus di dalam Kristus, sehingga orang percaya bisa menjadi saksi dalam perkataan dan perbuatan. Pengajaran ini juga berguna untuk menguatkan iman, supaya orang percaya tidak mudah goyah dan tidak keluar dari kekristenan.

Bersamaan dengan itu, Injil juga diberitakan kepada orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan. Dalam hal ini, berlakulah pernyataan Yesus yang mengatakan, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” Berita Injil penting diberitakan kepada orang yang belum percaya, karena kehidupan manusia sudah rusak dan berada di bawah murka Tuhan.

Views: 10

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top