Berani Memberitakan Injil Yesus Kristus

Matius 4:17; Yesaya 61:1

Hari ini adalah minggu terakhir dalam rangka bulan Misi. Bulan Misi diadakan untuk mengingat bahwa Tuhan telah menghadirkan Yayasan PIPKA, sebagai yayasan misi di GKMI. Selama 58 tahun (15 Mei), PIPKA telah berkarya dalam pemberitaan Injil ke tempat-tempat yang tidak mudah terjangkau. Dengan bulan Misi, seluruh gereja GKMI diingatkan untuk mendoakan dan mendukung pelayanan PIPKA dalam pemberitaan Injil. Diharapkan, seluruh gereja GKMI juga ikut dan terlibat dalam gerakan misi penginjilan ini.

Berita Injil disampaikan karena iman (percaya) timbul dari pendengaran akan firman Kristus (Roma 10:17). Nubuatan di dalam Yesaya 61:1 telah digenapi oleh Yesus Kristus. Yesus memberitakannya kepada orang-orang di sekitar Galilea, supaya mereka bertobat karena Kerajaan Surga sudah dekat. Yesus ingin supaya banyak orang mendengar dan percaya akan berita itu. Jika orang-orang tersebut bertobat, maka mereka tidak akan mengalami maut atau kematian untuk selama-lamanya, tetapi mereka mengalami keselamatan, yaitu kehidupan kekal bersama dengan Bapa di Surga.

Dulu dan sekarang kondisinya hampir sama. Ternyata tidak semua orang tertarik dengan Surga, karena memang belum nyata. Sebagian besar orang tertarik dengan hal-hal yang nyata, yang lahiriah, jasmaniah dan duniawi. Karena semuanya itu bisa dinikmati dan dibanggakan (dipamerkan) di dunia ini. Ketika Yesus memberitakan tentang Kerajaan Surga, banyak orang tidak mau mengerti karena memang tidak menarik. Mereka lebih tertarik terhadap keadaan duniawi: diberi makan, mendapatkan mujizat dan kesembuhan, memperoleh kekayaan secara materi, memperoleh kehormatan, dan sejenisnya. Orang banyak berbondong-bondong mengikut Yesus, karena mereka mendapatkan makanan gratis dan kenyang. Tetapi pada saat Yesus diperhadapkan dengan tuduhan-tuduhan serta pengadilan palsu, sebagian orang yang sudah pernah melihat dan menikmati mujizat dari Yesus itu, serentak berkata, “Salibkan Dia!”

Kita tidak bisa menyalahkan orang banyak tersebut, karena mungkin saja kita saat ini juga sedang berada di posisi orang banyak tersebut. Yang perlu kita ingat, iman percaya kita perlu dibangun dalam pendengaran akan firman Kristus dan pengajaran-Nya. Iman kita tidak bisa dibangun dari dasar duniawi yang seringkali berubah-ubah. Sebagai orang Kristen, posisi kita tidak hanya mendengar dan belajar firman saja, tetapi juga melakukan, menjadi saksi serta mengajarkannya. Cara paling mudah untuk memberitakan Injil adalah memperlihatkan kehidupan kita yang berbeda, yang sesuai dan selaras dengan firman Tuhan.

Berani memberitakan Injil bukan berarti kita sekedar memberitakan Injil tanpa strategi. Ingat baik-baik, tugas kita adalah memberitakan Injil, bukan mengkristenkan orang. Kesempatan yang paling indah untuk memberitakan Injil adalah pada saat kita ditanya tentang iman kita oleh orang lain. Orang lain akan bertanya tentang iman kita, jika perilaku hidup kita berbeda dengan orang-orang di sekitar kita. Jika perilaku kita sama saja, maka kita tidak akan disegani. Lebih mudah memberitakan Injil kepada orang yang tertarik dengan hidup kita daripada memberitakan Injil kepada mereka yang tidak memperhatikan hidup kita.

Orang Kristen belum tentu sudah bertobat dan dilahirkan kembali. Orang yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali, pasti dia menjadi Kristen sejati. Orang yang dilahirkan kembali akan mengalami perubahan yang drastis. Orang yang merasakan perubahan itu adalah orang yang paling dekat dengan kita. Karena perubahan hidup kita, maka orang akan heran. Ketika mereka heran dan bertanya tentang perilaku kita yang berubah, maka itu adalah kesempatan baik untuk kita memberitakan Injil. Tetapi kita juga harus belajar firman Tuhan dengan sungguh-sungguh, supaya jawaban kita adalah jawaban yang benar, yang membawa orang lain semakin memahami pengajaran firman Tuhan.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top