Bangun dan Kuatkanlah Dirimu (Seri 5, ketujuh jemaat dalam Wahyu)

Wahyu 3:1-6

Sardis merupakan kota yang cukup terkenal dan kota yang tidak mudah ditaklukkan. Sardis didirikan di atas tebing curam. Hanya ada satu jalan keluar masuk ke kota tersebut. Jalan tersebut cukup sempit dan terjal, sehingga tidak mudah musuh menyerang kota tersebut. Walaupun demikian, kota tersebut tercatat dua kali bisa diserang oleh musuh. Hal tersebut bukan terjadi karena pasukan yang menyerang adalah pasukan yang kuat, tetapi karena penjaga kota Sardis terlalu percaya diri dan lengah karena merasa kuat.

Kepada jemaat di Sardis, Tuhan memperkenalkan diri sebagai Tuhan yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang.  Angka tujuh ini menggambarkan tentang kesempurnaan. Yesus juga sebagai pemegang tujuh bintang, yaitu tujuh malaikat jemaat. Ada beberapa penafsiran bahwa malaikat jemaat ini dipahami sebagai pemimpin jemaat. Jika Yesus memegang para pemimpin jemaat, hal ini menunjukkan perlindungan sekaligus kekuasaan Tuhan terhadap jemaat.

Kepada jemaat di Sardis, Tuhan memberikan kecaman yang sangat keras. Jika dilihat secara manusiawi, jemaat di Sardis merupakan jemaat yang berhasil. Banyak orang memberikan pujian kepada jemaat ini “engkau dikatakan hidup”. Artinya, segala sesuatu yang sudah dikerjakan oleh jemaat di Sardis pasti membawa dampak dan memperlihatkan kelebihan-kelebihan mereka. Tetapi ternyata Tuhan mengecam mereka dan mengatakan “padahal engkau mati!”. Sulit kita melihat ini, karena kembali lagi kepada motivasi pelayanan di jemaat.

Karena itu Tuhan memberi dorongan kepada mereka untuk bangun (waspada) dan menguatkan diri terhadap apa yang masih tinggal dan “hampir mati”. Masih ada harapan, walaupun sangat kecil. Mereka harus belajar dari penduduk Sardis kuno yang membanggakan pertahanan mereka tetapi kurang waspada dan akhirnya dikalahkan oleh musuh.

Tuhan melihat bahwa semua yang sudah dikerjakan tidak ada yang sempurna. Hal ini menunjukkan bahwa jemaat di Sardis adalah jemaat yang aktif, yang mempunyai banyak program pelayanan. Ternyata, hanya jemaat di Sardis yang ditegur tentang kesempurnaan pelayanan. Jemaat di Sardis memiliki banyak kelebihan (keuangan, terkenal, kejayaan masa lalu), tetapi pekerjaan dan pelayanan mereka tidak sesuai dengan kelebihan yang mereka miliki.

Di dalam setiap firman-Nya Tuhan selalu memberi kesempatan untuk bertobat. Tuhan juga mengingatkan mereka untuk waspada. Gambaran Tuhan tentang kedatangan-Nya seperti pencuri mengingatkan kepada jemaat di Sardis untuk tidak mengulang kesalahan yang pernah terjadi. Merasa hebat dan kuat, padahal ada satu celah yang justru membuat mereka diserang. Sesuatu yang tidak pernah dipikirkan, karena tidak waspada, meremehkan hal yang sepele, membuat orang lupa bahwa mereka mempunyai kelemahan juga.

Tuhan juga menunjukkan bahwa tidak semua jemaat Sardis itu buruk. Ada beberapa anggota jemaat yang dipuji oleh Tuhan, karena mereka tidak mencemarkan pakaiannya. Pencemaran biasanya berkaitan dengan penyembahan berhala atau perzinahan. Jika masih ada orang yang bisa menjaga dirinya dengan baik, masih ada kemungkinan jemaat tersebut bisa berubah.

Barangsiapa yang menang, nama orang tersebut tidak akan dihapus dari kitab kehidupan. Hal tersebut berarti ada kemungkinan bahwa orang-orang tertentu yang sudah dicatat namanya di dalam kitab kehidupan, namanya bisa dihapus. Karena itu, mari kita bangun dan waspadalah!

Tuhan Yesus memberkati, Maranatha!

Views: 18

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top