Praktik Kekejian (Jelajah PL 429)

Imamat 18:19-30

Manusia juga diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsunya. Artinya manusia tidak bisa melakukan segala sesuatu sesuai dengan kehendak dan keinginannya sendiri. Karena itu ada beberapa kondisi yang dinajiskan. Dengan cara demikian, manusia bisa belajar untuk berdisiplin mengendalikan dirinya. Jangan sampai manusia tidak bisa mengendalikan diri untuk melakukan hal-hal yang baik. Segala sesuatu yang mengendalikan kita bisa menjadi masalah, bahkan bisa menjadi dosa.

Tuhan sudah melarang perkawinan dengan saudara sedarah. Tuhan juga melarang poligami. Tuhan juga menentang perzinahan. Perzinahan menjadi hal yang biasa pada zaman ini. Akhirnya, orang tidak lagi sensitif terhadap larangan-larangan Tuhan dalam segi ini. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka dunia ini akan semakin dalam masuk ke penyimpangan dan kehancuran moral. Bahkan di beberapa bagian Perjanjian Lama, Tuhan menghukum mati orang yang berzinah. Perzinahan merupakan bentuk pengingkaran janji dalam pernikahan.

Pada zaman itu ada praktik persembahan yang keji, yaitu mempersembahkan anak-anak kepada Molokh. Ada orang-orang yang terlalu dalam terbelenggu dosa sehingga mereka kehilangan hati nurani. Mereka bersedia untuk mempersembahkan anak-anak mereka dalam api. Penyembahan berhala pada waktu itu tidak jauh dari pesta dan pelecehan seksual. Kegiatan seperti ini sangat keji di hadapan Tuhan, sangat menjijikkan.

Penyimpangan seksualitas yang lain terjadi juga dalam bentuk homoseksualitas. Yang seperti ini disebut sebagai kekejian bagi Tuhan. Tetapi dalam kenyataannya, semakin banyak orang yang terjebak dalam homoseksualitas. Bahkan ada saja gereja-gereja yang bersedia menikahkan homoseksual dan lesbian. Gaya hidup seperti ini menjadi kekejian bagi Tuhan. Semakin mendekati akhir zaman, keadaan akan semakin parah. Peristiwa Sodom dan Gomora akan terulang kembali.

Di dalam Roma 1:26-27 dikatakan, “Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab istri-istri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar. Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan istri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.”

Tuhan juga menentang persetubuhan antara manusia dengan binatang. Hal ini memang sangat menjijikkan dan tidak bisa dibayangkan. Tetapi ada saja manusia yang melakukannya. Virus HIV menjangkit manusia, salah satunya karena hal yang menjijikkan ini.

Pasal ini diakhiri dengan penekanan tentang Tuhan yang menjadi pemegang kendali bagi umat Israel. Tuhan yang memiliki bumi dan semua isinya. Manusia tidak memiliki apa-apa, sehingga ia patut tunduk kepada kendali Tuhan, sebagai Yang Maha Kuasa. Tuhan mengingatkan supaya manusia tidak melakukan kekejian di hadapan Tuhan. Jika masih melakukannya, mereka akan dilenyapkan dari tengah-tengah bangsa.

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top