Imamat 16:1-2
Pasal ini menjadi puncak dari gambaran tentang keselamatan yang diberikan oleh Yesus Kristus. Bangsa Israel masuk dalam masa hari raya pendamaian. Tuhan memberi petunjuk bahwa ada satu hari di dalam kalender orang Yahudi, imam besar masuk ke belakang tabir. Imam besar itu masuk ke ruang maha kudus, tempat tabut perjanjian. Hanya satu kali dalam satu tahun imam besar itu diperbolehkan untuk masuk ke ruang maha kudus itu. Hari itulah yang disebut dengan hari raya pendamaian.
Sebelum peristiwa kematian dua anak Harun, belum ada aturan yang jelas mengenai hari pendamaian ini. Di pasal 10, Nadab dan Abihu mati karena telah mempersembahkan kepada Tuhan api yang asing, yang tidak diperintahkan oleh Tuhan. Sepertinya dua anak Harun ini bukan hanya sekedar masuk ke Kemah Suci, tetapi mereka telah masuk sampai ke ruang maha kudus. Mereka telah mempersembahkan perbaraan yang asing. Supaya tidak terjadi kesalahan yang sama, maka Tuhan memberikan aturan yang jelas bahwa imam besar hanya boleh masuk ruang maha kudus satu kali dalam satu tahun.
Ketika imam besar masuk ke ruang maha kudus, ia akan melakukan tugas khusus yaitu mendamaikan umat Israel di hadapan Tuhan. Di pasal 16 ini aturan masuk ke ruang maha kudus dikaitkan dengan kematian dari dua anak Harun itu, karena di ayat 2 dijelaskan tentang sembarangan waktu masuk ke tempat kudus di belakang tabir. Saat ini, kita pun harus melakukan hal yang sama, yaitu datang kepada Tuhan dengan hormat. Kita tidak diperkenankan untuk bermain-main dengan Tuhan.
Di dalam Galatia 6:7 dikatakan, “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Banyak orang berpikir bahwa hal-hal kerohanian dan kekristenan bisa dibuat main-main. Beberapa kali kita bisa melihat ada orang-orang yang membuat lelucon dengan pengajaran Kristen. Orang Kristen memang tidak diperkenankan untuk membalas semua itu. Tetapi seperti ayat di atas, Tuhan tidak akan membiarkan diri-Nya dipermainkan.
Nadab dan Abihu mendapatkan peringatan yang sangat menyakitkan. Melihat peristiwa itu, sebaiknya kita tidak melakukan hal yang sama. Kita tidak perlu belajar dengan cara yang sama seperti mereka, karena bisa menyakiti diri sendiri. Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang maha kudus. Ia tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Peristiwa Ananias dan Safira juga menjadi contoh yang lain. Mereka menghina Tuhan dengan cara membohongi Roh Kudus. Di saat yang sama, mereka mendapatkan hukuman mati.
Hari ini, orang-orang yang menghina Tuhan tidak selalu langsung mendapatkan hukuman mati dari Tuhan. Tuhan memberikan waktu dan kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Untuk menghindari penghukuman itu terjadi, maka Tuhan memberikan kepada Harun, tata cara masuk ke ruang maha kudus.
Views: 21