Imamat 16:15-22
Setelah mengadakan pendamaian bagi diri sendiri, maka tugas imam besar selanjutnya adalah mendamaikan dosa Israel. Pendamaian dalam bahasa Ibrani bisa berarti menutupi. Pendamaian terjadi ketika dosa seseorang ditutupi, sehingga dosa itu tidak terlihat lagi. Dosa itu telah diselesaikan dengan cara pendamaian. Bagi imam besar manusia, terjadi dua tahap pendamaian. Bagi Imam Besar Yesus Kristus, terjadi hanya satu tahap pendamaian, karena Yesus Kristus tidak perlu mendamaikan diri, karena Dia bukan manusia berdosa.
Seperti yang sudah disampaikan di ayat 3, imam besar ini harus membawa lembu jantan muda untuk korban pendamaian bagi diri sendiri. Setelah itu di ayat 5, imam besar harus membawa dua ekor kambing jantan untuk mendamaikan umat Israel. Di ayat 7, dua ekor kambing jantan itu ditempatkan dan dibuang undi. Satu kambing bagi Tuhan dan satu bagi Azazel. Di dalam terjemahan KJV, diterjemahkan “kambing pelampiasan” atau “kambing yang dilepaskan.” Azazel bukanlah nama seseorang.
Satu kambing yang untuk Tuhan akan disembelih. Darahnya digambarkan untuk menutupi dosa orang Israel. Di dalam Ibrani 10:4 dikatakan, “Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan menghapus dosa.” Artinya, semua korban dan darah di Perjanjian Lama merupakan gambaran. Di ayat 15 tertulis “domba jantan” yang seharusnya adalah “kambing jantan.” Terjemahan ini sudah diperbaiki di dalam TB2 LAI.
Imam besar harus menyembelih kambing jantan dan darahnya diambil. Ia masuk ke ruang maha kudus untuk kedua kalinya. Yang kedua ini bertujuan untuk mendamaikan umat Israel. Darah selalu ditekankan di hari pendamaian ini. Tanpa penumpahan darah tidak akan ada pengampunan. Darah melambangkan hidup. Ketika darah itu ditumpahkan, ada korban yang dibunuh atau disembelih demi menebus manusia dari dosa.
Satu ekor kambing bagi Azazel itu dilepaskan. Sebenarnya kedua kambing itu sama-sama melambangkan Yesus Kristus dari dua aspek pekerjaan-Nya bagi keselamatan manusia. Aspek pertama, Yesus Kristus mati dan darahnya menutupi kita. Aspek kedua, dosa-dosa kita ditanggungkan di atas Diri-Nya. Imam besar itu meletakkan kedua tangannya ke atas kambing jantan yang hidup itu, melambangkan transfer dosa. Transfer dosa itu terjadi pada saat kita percaya kepada Yesus Kristus. Pada saat itu, kita bagaikan meletakkan atau menanggukan seluruh dosa kita kepada Yesus Kristus.
Ketika Yesus Kristus mati bagi dosa, tidak serta merta semua manusia mendapatkan keselamatan. Manusia perlu memberi tanggapan atau respon positif terhadap pengorbanan Yesus itu. Manusia perlu menerima Yesus Kristus dengan iman, sebagai Tuhan dan Juruselamat. Itulah gambaran di ayat 21, ketika Harun meletakkan kedua tangannya di atas kepala kambing jantan yang hidup dan mengakui di atas kepala kambing itu segala kesalahan orang Israel, segala pelanggaran dan dosa mereka.
Di dalam Mazmur 103:10-12 dikatakan, “Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita, tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas orang-orang yang takut akan Dia; sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita pelanggaran kita.”
Views: 26