Terbaik Bagi Tuhan (Jelajah PL 374)

Keluaran 38:1-7

Orang yang memimpin pembangunan Kemah Suci ini adalah Bezaleel. Tuhan telah memberikan kemampuan dan keahlian kepada Bezaleel untuk mengerjakan pekerjaan Tuhan ini. Untuk pelayanan dan pekerjaan Tuhan, seharusnya tidak asal-asalan. Jangan sampai pelayanan di gereja kalah dengan pekerjaan di luar gereja. Seringkali justru kita menemukan hal yang terbalik. Terhadap pekerjaan di luar gereja, dilakukan dengan sangat baik karena mendatangkan keuntungan jasmani. Tetapi pada saat melakukan pekerjaan atau pelayanan di gereja, dilakukan seadanya karena merasa tidak mendapatkan keuntungan apa-apa.

Konsep seperti ini perlu diperbaiki. Seharusnya yang terbaik dipersembahkan kepada Tuhan. Orang-orang Kristen di Eropa pernah memberlakukan kebiasaan menggunakan pakaian yang terbaik, untuk dipakai pada saat kebaktian hari Minggu di gereja. Di beberapa gereja di Indonesia juga mewarisi kebiasaan seperti itu. Tetapi karena pengaruh kontemporer semakin kuat di gereja, maka konsep-konsep seperti ini sudah mulai luntur.

Bezaleel dipakai oleh Tuhan untuk menggunakan keahlian pertukangan yang terbaik untuk membangun Kemah Suci. Semua dikerjakan dengan sangat baik dan detail. Semua dibuat sesuai dengan rancangan Tuhan, yang disampaikan melalui Musa. Kemah Suci itu harus dibuat sedemikian rupa, sehingga orang-orang yang datang ke Kemah Suci itu bisa merasakan keindahan seni Tuhan. Bahkan perkakas-perkakas yang digunakan di Kemah Suci itu juga diatur dan diukur sedemikian rupa, sesuai dengan perintah Tuhan.

Konsep dan pemikiran mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan, seharusnya ada di dalam diri kita. Misalnya, ketika kita memiliki anak yang pintar dan cerdas, seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan. Jika dia tidak mendapatkan panggilan untuk menjadi hamba Tuhan, paling tidak dia didorong untuk mau melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh. Anak-anak itu bisa menggunakan kepandaian dan kecerdasannya untuk Tuhan.

Di pasal 38 ini, perabot-perabot yang dibuat akan diletakkan di luar Kemah Suci, yaitu di pelataran. Di situ ada mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan. Sebelum orang-orang masuk ke dalam Kemah Suci, ia akan berhadapan dulu dengan mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan. Hanya imam yang diperbolehkan untuk masuk ke Kemah Suci. Orang Israel yang lain hanya diperbolehkan untuk berkumpul di pelataran.

Tujuan dibangun mezbah korban bakaran ini adalah untuk simbol penyelesaian dosa. Satu tahun sekali, seluruh rakyat harus berkumpul dan berdiri menghadap mezbah korban bakaran untuk menyelesaikan dosa bangsa itu. Setiap hari juga ada orang atau individu yang datang untuk menyelesaikan dosa pribadinya, dengan korban penghapus dosa yang nanti akan diatur di Imamat.

Di atas mezbah ini, akan banyak domba yang mati disembelih untuk menggambarkan Juruselamat yang akan menyelesaikan dosa manusia secara utuh. Yohanes Pembaptis yang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memperkenalkan Juruselamat itu kepada bangsa Israel dan kepada seluruh umat yang ada di dunia ini.

Views: 21

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top