Sudut Pandang Tuhan (Jelajah PL 353)

Keluaran 32:15-24

Musa turun dari gunung Sinai sambil membawa kedua loh hukum Tuhan di tangannya. Loh-loh batu itu bertulis di kedua belah sisinya, sebelah menyebelah. Pada waktu itu, Yosua bersama-sama dengan Musa. Seandainya Yosua berada di perkemahan, kemungkinan Yosua akan menentang keinginan orang Israel dan juga membantu Harun dalam merespon orang Israel. Tetapi Yosua sedang menunggu Musa di tengah gunung. Ketika mendengar bunyi sorak-sorai di kaki gunung itu, Yosua mengira bahwa itu adalah bunyi peperangan. Tetapi Musa berkata bahwa itu adalah bunyi pesta.

Ketika Musa turun dan melihat semua yang dilakukan oleh orang Israel, ia marah. Musa melemparkan dua loh batu yang ada di tangannya dan dipecahkannya pada kaki gunung itu. Karena marah, Musa sepertinya lupa bahwa yang sedang dipegang itu adalah loh dengan tulisan langsung dari Tuhan. Awalnya Musa yang meminta supaya Tuhan tidak murka kepada bangsa Israel. Tetapi ketika Musa melihat secara langsung kebejatan orang Israel, ia sendiri marah.

Memang terkadang ketika kita belum melihat sesuatu dari sudut pandang Tuhan, kita akan merasa lebih baik dari Tuhan. Bisa saja kita merasa lebih sabar dari Tuhan. Tuhan lebih panjang sabar dari kita semua. Karena itu, dunia belum musnah sampai hari ini, karena Tuhan masih menunggu manusia untuk bertobat dan berbalik kepada-Nya. Saat ini mungkin kita bertanya-tanya, mengapa Tuhan mencampakkan manusia ke dalam neraka? Nanti kita akan bisa tahu dan mengerti, ketika kita bisa melihat dari sudut pandang Tuhan.

Musa bukan hanya menghancurkan dua loh batu, tetapi juga menumbuk serta menghancurkan lembu emas yang sudah disembah oleh bangsa Israel itu. Orang Israel sangat ketakutan melihat kemarahan Musa. Lembu emas itu dibakar dengan api dan digilingnya sampai halus. Gilingan itu ditaburkan ke dalam air dan orang Israel disuruh untuk meminum air itu. Musa ingin supaya dosa dan kebodohan mereka benar-benar diresapi bahkan diminum, menjadi bagian tubuh mereka. Musa memaksa mereka untuk menelan kesalahan mereka sendiri.

Setelah itu Musa bertanya kepada Harun. Harun memiliki alasan, tetapi alasannya itu membuktikan bahwa iman Harun sangat lemah. Ia takut kepada bangsa Israel, karena itu ia lebih menuruti suara mayoritas mereka dan tidak menuruti firman Tuhan. Harun berusaha untuk lari dari tanggungjawabnya. Ia berkata bahwa seolah-olah lembu emas itu muncul dengan sendirinya, setelah membakar anting-anting. Padahal di ayat 4 dikatakan bahwa Harun yang membuat bahkan memahat lembu emas itu.

Musa tidak menghukum Harun dan Harun juga tidak dihukum oleh Tuhan. Harun pada waktu itu segera sadar dan langsung bertobat. Harun tetap percaya kepada Tuhan, tetapi ia tidak berkuasa dan tidak cukup kuat untuk mempertahankan pengajaran yang benar. Dia tidak berani menentang keinginan orang banyak itu.

Di dalam Ulangan 9:20 dikatakan, “Juga kepada Harun Tuhan begitu murka, hingga Ia mau membinasakannya; maka pada waktu itu aku berdoa untuk Harun juga.” Musa membela Harun dan orang Israel di hadapan Tuhan.

Views: 27

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top