Keluaran 10:12-20
Karena ketegaran hati Firaun, maka tulah kedelapan diturunkan. Musa mengulurkan tongkatnya ke atas tanah Mesir dan Tuhan mendatangkan angin timur melintasi negeri itu sepanjang hari dan malam. Di hari selanjutnya, terlihat bahwa angin timur itu telah membawa belalang. Belalang itu meliputi seluruh tanah Mesir dan hinggap di seluruh daerah Mesir. Jumlah belalang itu sangat banyak, tidak pernah terjadi sebelumnya dan tidak akan terjadi lagi yang seperti itu. Ini adalah cara Tuhan menghukum orang Mesir.
Jika di tulah-tulah sebelumnya, serangga muncul begitu saja. Tetapi dengan belalang, Tuhan menggunakan angin timur. Dalam hal ini Tuhan tidak menciptakan langsung belalang itu dari debu, meskipun sebenarnya Tuhan juga bisa melakukannya. Belalang-belalang ini datang dari wilayah Asia. Jika belalang dalam jumlah sedikit, sebenarnya tidak berbahaya. Bahkan belalang bisa menjadi makanan. Elia dan Yohanes Pembaptis makan belalang. Tetapi belalang dalam jumlah yang sangat banyak, akan membawa dampak kerugian yang dahsyat.
Dewa-dewi Mesir terbukti tidak bisa melindungi bangsa Mesir dari semua tulah yang ada. Mereka tidak berkuasa untuk menyelamatkan Mesir dan semua tulah yang muncul. Tuhan menggunakan belalang sebagai penghukuman bukan hanya di Mesir, tetapi juga muncul di kitab Yoel dan di akhir zaman. Di dalam kitab Wahyu di masa kesusahan besar, Tuhan akan mendatangkan lagi belalang-belalang untuk menghukum orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya. Belalang ini kelaparan dan memakan semua yang hijau yang dihinggapi oleh mereka.
Setelah terkena tulah belalang, Firaun akhirnya menyesal. Meskipun demikian, kita tidak melihat ada pertobatan yang sejati dan tulus dari Firaun. Hati Firaun tetap berkeras, Tuhan mengukuhkannya sesuai dengan keputusan Firaun di awal. Pertobatan yang dilakukan oleh Firaun itu palsu. Penyesalan Firaun bukan karena sadar akan dosa, tetapi lebih pada takut terhadap penghukuman dan tulah yang terjadi. Tuhan tidak menginginkan penyesalan yang seperti itu. Tuhan menginginkan pertobatan yang sesungguhnya, yaitu berbalik kepada Tuhan.
Orang yang bertobat bukanlah orang yang menyesal karena tertangkap basah atau menyesal karena telah dihukum. Jika terjadi pembebasan dari hukuman, maka mereka akan cenderung kembali pada kehidupan dosa semula dan mengeraskan hati. Sebaliknya, orang yang sungguh-sungguh bertobat dan percaya kepada Tuhan, ia akan setuju dengan Tuhan bahwa dosa adalah hal yang menjijikkan. Ia tidak akan mau kembali kepada dosa itu dan memilih untuk mengikuti perintah serta kehehendak Tuhan dengan tulus, tanpa paksaan.
Firaun tidak sampai pada pertobatan yang dikehendaki oleh Tuhan. Tetapi Tuhan masih bermurah hati kepada Firaun, karena dia menyesal meskipun tidak sungguh-sungguh. Tuhan membiarkan tulah itu berlalu. Tuhan membuat angin barat bertiup dan melemparkan semua belalang itu ke Laut Teberau. Tidak ada satu belalang pun yang tinggal di seluruh daerah Mesir. Hal ini menjadi peringatan bagi orang Mesir bahwa Tuhan pun akan sangat mudah mencampakkan mereka seperti Tuhan mencampakkan belalang itu di Laut Teberau.
Views: 19