Keluaran 15:24-25
Orang yang tidak pernah mengalami kesusahan dan perjuangan, ia tidak akan pernah menjadi kuat. Karena itu, Tuhan menginginkan anak-anak-Nya kuat. Di dalam 1 Korintus 10:13 dikatakan, “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.”
Orang Israel kehausan di padang gurun. Selanjutnya mereka bertemu dengan tempat yang disebut Mara. Di tempat itu ada air, tetapi tidak bisa diminum karena pahit. Bukan hanya kesusahan yang ditemui oleh orang percaya, tetapi juga kepahitan. Kepahitan hidup bisa terjadi, ketika kita kehilangan orang-orang yang kita kasihi, apalagi hal tersebut disebabkan karena pertobatan kita. Bisa saja ada yang kehilangan harta benda, bahkan sepertinya kehilangan masa depan di dunia ini. Hal-hal seperti itu bisa menimbulkan kepahitan yang besar.
Semua yang pahit itu sebenarnya bisa menjadi manis. Inilah pelajaran yang bisa kita dapatkan dari kisah orang Israel. Di Mara, orang Israel bersungut-sungut karena air yang pahit itu. Sebenarnya Tuhan tidak senang ketika umat-Nya bersungut-sungut. Seharusnya dalam kesusahan seperti apapun, kita sebagai orang percaya dan anak-anak Tuhan, tidak boleh bersungut-sungut. Ketika kita bersungut-sungut, sebenarnya kita telah menentang Tuhan. Bersungut-sungut sama dengan menuduh Tuhan telah memberikan situasi yang buruk.
Ketika orang Israel bersungut-sungut, mereka telah kehilangan iman kepada Tuhan. Mereka tidak percaya bahwa Tuhan yang telah memperlihatkan kemahakuasaan-Nya, bisa memberikan yang terbaik bagi mereka. Mereka lupa akan penyertaan Tuhan selama ini. Tuhan bisa dengan mudah mengubah air pahit itu menjadi air manis atau tawar. Ketika kita mengalami kepahitan, seharusnya kita yakin bahwa di dalam Tuhan, kepahitan itu bisa berubah menjadi hal yang indah. Musa kemudian melemparkan sepotong kayu ke air itu, hasilnya air itu menjadi manis.
Apapun kepahitan yang menimpa hidup kita, jika kita melihatnya dari sudut pandang kayu salib, maka kita akan kuat. Kesulitan-kesulitan yang kita alami bisa kita gunakan untuk kesempatan merindukan kemuliaan Tuhan yang akan kita terima kelak. Semua yang kita alami, bisa kita lewati bersama Yesus. Kita tahu bahwa Ia telah mati untuk kita. Yesus juga mengalami penderitaan yang sangat dahsyat sebagai manusia, tetapi Ia tetap taat bahkan sampai mati di kayu salib. Apapun yang terjadi pada hidup kita, kita adalah orang yang telah diselamatkan.
Adakah di antara kita yang membaca renungan ini sedang mengalami kepahitan? Apakah kita mengalami kepahitan itu setelah kita percaya kepada Yesus Kristus, atau bahkan kita sudah lama percaya Yesus Kristus tetapi masih mengalami kepahitan itu? Tidak ada jalan lain selain membawa kepahitan itu kepada Yesus Kristus. Serahkan kepahitan itu kepada Tuhan. Bersyukurlah dan tetaplah kuat, maka Tuhan akan mengubah hati kita menjadi baru dan semakin kuat di dalam Tuhan.
Views: 28