Nama Tuhan (Jelajah PL 228)

Keluaran 3:14

Tuhan yang memperkenalkan Diri sebagai “Aku Adalah Aku” adalah Tuhan yang tetap sama dan tidak berubah. Tuhan yang menciptakan Adam di awal mula penciptaan, sama dengan Tuhan yang ada sampai saat ini. Ia ada untuk selama-lamanya. Manusia tidak demikian, karena akan mengalami pertumbuhan serta perubahan. Karena itu manusia tidak bisa mengatakan “aku adalah aku”, karena akan selalu ada perubahan di dalam dirinya. Tuhan maha sempurna, sehingga tidak ada perubahan sedikitpun dalam hakikat-Nya.

Tuhan yang tidak berubah ini, akan selalu ingat janji-janji yang sudah diucapkan-Nya. Janji yang pernah disampaikan sejak zaman Adam, akan digenapi, seiring dengan perjalanan waktu dan sejarah kehidupan ini. Perjanjian Tuhan kepada Abraham, Ishak dan Yakub sedang digenapi oleh Tuhan melalui Musa. Nama Yehova disampaikan kepada Musa, menjadi nama sebutan bagi Tuhan turun temurun. Hari ini kita masih bisa menyebut Tuhan yang kita sembah dengan nama Yehova, dengan penuh hormat. Nama ini menggambarkan tentang kepastian, kekekalan dan sifat Tuhan.

Nama ini pernah dicemarkan oleh orang-orang yang mengaku sebagai “saksi Yehova”. Karena telah dicemarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab itu, seringkali orang Kristen enggan untuk menyebut nama Tuhan dengan Yehova atau Yahweh. Nama itu bukan milik sekelompok orang. Nama itu adalah nama Tuhan yang disembah oleh nenek moyang Israel, yang pada akhirnya diperkenalkan juga kepada kita di dalam nama Yesus Kristus. Nama Yesus sendiri berasal dari kata Yehova Shua yang artinya Tuhan penyelamat. Selain dipanggil dengan nama Yehova, Tuhan juga dipanggil dengan sebutan lain seperti Adonai dan Elohim.

Selain Saksi Yehova, ada juga kalangan Kristen tertentu yang ingin menekankan nama Yehova atau Yahweh secara berlebihan. Mereka mengatakan bahwa kita hanya bisa menyembah Tuhan dengan nama Yehova ini. Tuhan tidak diperbolehkan dipanggil Allah atau nama lain. Sebenarnya kita bisa menyembah Tuhan dengan nama-nama lain yang ada di dalam Alkitab. Nama Elohim diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menjadi Allah. Bagi kekristenan, Allah itu bukan nama, tetapi terjemahan dari Elohim. Di dalam bahasa Ibrani, Elohim adalah bentuk jamak dari Eloah. Eloah menjadi Allah di dalam bahasa Arab. Terjemahan Indonesia banyak dipengaruhi oleh bahasa Arab, sehingga Alkitab seringkali menyebut Tuhan dengan sebutan Allah.

Yang paling penting, ketika kita menggunakan sebutan-sebutan seperti Tuhan atau Allah, maka hati kita tertuju kepada Tuhan Yehova, yang disembah oleh nenek moyang Israel, tertuju kepada Yesus Kristus yang adalah Tuhan yang telah menjelma menjadi manusia. Hal ini sama seperti Saksi Yehova yang menggunakan nama Yehova. Ternyata Yehova yang dimengerti oleh Saksi Yehova berbeda dengan Yehova yang dimengerti oleh Abraham, Ishak, Yakub dan Yesus. Di dalam Perjanjian Baru, nama Yehova tidak digunakan lagi dan beralih menjadi Theos.

Supaya kita tidak kebingungan dalam penggunaan sebutan nama Tuhan ini, maka yang paling indah adalah kita menyebut Tuhan kita sebagai Tuhan Yesus Kristus. Tuhan adalah esensi dari Allah itu sendiri. Yesus adalah Yehova sebagai Sang penyelamat umat manusia. Kristus adalah Mesias, yang berarti “Yang diurapi”, untuk menjadi Raja bagi kita yang percaya kepada-Nya.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top