Keluaran 28:1-43
Pakaian yang dipakai oleh imam disebut sebagai pakaian yang kudus. Selanjutnya perlu dibuat patam atau sebuah lempengan dari emas yang diukir seperti meterai: Kudus bagi Tuhan. Patam ini ditaruh pada serban (ikat kepala) dari imam. Imam itu kudus bagi Tuhan. Kudus yang dimaksudkan di sini bukan dalam arti suci dan tidak berdosa. Kudus dalam konteks ini artinya: dipisahkan untuk Tuhan. Pakaian yang kudus bagi Tuhan merupakan pakaian yang sengaja dipisahkan bagi Tuhan. Para imam juga terpisah bagi Tuhan, dikhususkan bagi Tuhan. Hidup mereka adalah bagi Tuhan.
Sebagai orang percaya, hari ini kita juga disebut sebagai orang-orang kudus bagi Tuhan. Kita sudah dikuduskan oleh darah Yesus Kristus. Kita sudah diampuni dan suci serta tidak bernoda di hadapan Tuhan melalui Yesus Kristus. Dalam pengertian lain, kita sebagai orang kudus adalah orang yang terpisah bagi Tuhan. Sebagai orang percaya, seharusnya kita berbeda dari dunia ini.
Di dalam Roma 12:2 dikatakan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Alkitab memberikan ajakan serta peringatan, supaya kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Di dalam Yakobus 4:4 dikatakan, “Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia ini adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.”
Di dalam 1 Yohanes 2:15-16 dikatakan, “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”
Kita harus terpisah dari dunia ini. Dalam cara hidup dan berbicara, kita harus berbeda dengan orang-orang yang hidup di dunia ini. Demikian juga dengan hal-hal yang sederhana, seperti cara berpakaian, kita harus berbeda dengan orang kebanyakan. Jika khusus untuk imam, ada pakaiannya sendiri, artinya Tuhan pun menginginkan kita menggunakan pakaian yang sesuai dengan kehendak-Nya. Dalam ketelanjangan Adam dan Hawa, bagi Tuhan tidak cukup mereka hanya berpakaian daun ara. Karena itu, Tuhan memakaikan pakaian yang pantas bagi mereka, dari kulit binatang.
Tercatat dua kali di dalam Alkitab, Tuhan memberikan pakaian kepada manusia. Peristiwa pertama saat Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Peristiwa kedua, Tuhan memberi instruksi khusus mengenai pakaian imam. Pakaian itu harus cukup untuk menutupi ketelanjangan, bukan untuk menunjukkan atau menonjolkan bagian-bagian tubuh tertentu.
Jika orang Kristen berpakaian tidak benar atau tidak senonoh, akan menjadi batu sandungan bagi orang lain. Orang lain bisa berdosa karena orang yang berpakaian tidak benar. Tuhan tidak ingin hal seperti itu terjadi. Perhatikanlah pakaian pada saat beraktivitas dengan orang lain, terutama pada saat ke gereja.
Views: 36