Keluaran 28:31-29:46
Beberapa bagian dari pakaian imam telah dijelaskan. Ada pakaian dalam, ada rompi, celana dan juga gamis. Bentuk gamis seperti jubah atau toga. Di ujung gamis, dekat kaki ada buah delima dari kain dan berselang-seling dengan giring-giring emas. Giring ini seperti lonceng yang bisa berbunyi pada saat imam bergerak atau berjalan. Bagi kita sebagai imam di masa kini, kita harus berbuah dan pergerakan kita menimbulkan suara. Orang yang percaya kepada Yesus Kristus seharusnya memberi buah yang baik, timbul melalui sikap, karakter dan perbuatan kita. Kita juga perlu membunyikan kebenaran, melalui perkataan kita.
Buah delima dan giring ini harus ada, letaknya berselang-seling. Segala sesuatu yang kita katakan seharusnya beriringan dengan perbuatan. Kesaksian melalui perkataan dan perbuatan harus seimbang. Jika tidak seimbang, bisa membuat nama Tuhan dihujat. Di satu sisi kita berbicara tentang Tuhan tetapi di sisi lain perbuatannya tidak baik, maka kita hanya akan menjadi batu sandungan serta tidak berfaedah. Perbuatan baik tanpa ada kesaksian melalui perkataan, juga tidak seimbang.
Setelah melihat kriteria serta pakaian imam, maka sekarang saatnya harus ada orang yang dijadikan imam. Harun dan anak-anaknya ditahbiskan sebagai imam. Dalam penahbisan itu, ada banyak korban yang harus disembelih. Pentahbisan Imam Besar berlangsung selama tujuh hari. Setiap hari ada lembu yang harus dikorbankan, bahkan setelah acara pentahbisan imam. Setiap hari ada dua korban, pada pagi dan petang hari. Korban itu dipersembahkan di atas mezbah korban bakaran.
Ada berbagai jenis korban yang dipersembahkan oleh orang Israel: lembu, merpati, roti dan domba. Untuk persembahan korban bakaran itu, yang bisa dipersembahkan hanya domba. Semuanya itu dilakukan, untuk mengingatkan orang Israel tentang simbol penghapusan dosa. Dari pagi sampai petang, selalu ada aktivitas di Kemah Suci. Ketika orang Israel ingat terhadap Kemah Suci atau Bait Suci, mereka teringat pengorbanan yang akan dilakukan oleh Sang Juruselamat yang akan datang.
Banyak sekali domba yang mati, menjadi korban itu. Itulah yang dikatakan dalam Ibrani 9:24-26, “Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gambaran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam Surga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita. Dan Ia bukan masuk untuk berulang-ulang mempersembahkan diri-Nya sendiri, sebagaimana Imam Besar setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus dengan darah yang bukan darahnya sendiri. Sebab jika demikian Ia harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan. Tetapi sekarang Ia hanya satu kali saja menyatakan diri-Nya, pada zaman akhir untuk menghapuskan dosa oleh korban-Nya.”
Korban di Perjanjian Lama dilakukan secara berulang-ulang, bahkan diulang setiap hari. Yesus Kristus hanya perlu berkorban satu kali saja. Semua persembahan di Perjanjian Lama yang sudah sangat banyak itu tidak bisa dibandingkan dengan pengorbanan Yesus Kristus. Justru korban persembahan di Perjanjian Lama harus diulang-ulang karena hakikatnya belum datang. Karena itu, hari ini kita tidak perlu lagi mempersembahkan korban sembelihan dan bakaran, karena Sang Hakikat sudah berkorban di kayu salib.
Views: 36