2 Petrus 2:14-22
Sebagai orang Kristen, jika kita tidak bangkit dan menjadi saksi di akhir zaman ini, jika tidak bersungguh-sungguh berusaha untuk hidup benar di hadapan Tuhan, maka kita bisa terseret sama seperti kebanyakan orang. Kecenderungan manusia duniawi, mata mereka penuh nafsu zinah dan mereka tidak pernah jemu berbuat dosa.
Petrus mengungkapkan bahwa ada orang-orang yang dulu sudah percaya kepada Yesus Kristus, tetapi akhirnya meninggalkan jalan yang benar dan memilih untuk tersesat. Mereka mengikuti jalan Bileam, anak Beor, yang suka menerima upah untuk perbuatan-perbuatan yang jahat. Bileam adalah nabi yang mata duitan. Kita perlu berhati-hati, karena dibalik uang ada banyak sekali tipu daya. Alkitab juga sudah memperingatkan kita semua bahwa akar dari segala kejahatan adalah cinta uang (1 Timotius 6:10). Jika tidak waspada, kita bisa terjerat pada tipu daya uang. Bileam akhirnya mendapatkan peringatan keras untuk kejahatannya. Tuhan mengizinkan keledai bebannya berbicara dengan suara manusia, untuk mencegah kebebalan nabi itu.
Guru-guru palsu itu seperti mata air yang kering. Dia tidak bisa melegakan orang yang sedang haus dan dahaga akan kebenaran. Mereka seperti kabut yang dihalau oleh angin taufan, kabut yang mengandung air itu lenyap dalam sekejap. Bagi para guru palsu itu telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat. Mereka telah mengucapkan kata-kata yang congkak dan hampa, serta menggunakan hawa nafsu cabul untuk memikat orang-orang yang baru saja melepaskan diri dari mereka yang hidup dalam kesesatan.
Mereka telah menjanjikan kemerdekaan kepada orang lain, padahal mereka sendiri adalah hamba-hamba kebinasaan. Kehidupan mereka salah dan penuh dengan kemunafikan. Siapa yang dikalahkan oleh orang lain, maka ia telah dikendalikan oleh orang tersebut dan menjadi hamba orang itu. Mereka mengenal Yesus Kristus dan seringkali menggunakan nama Yesus dalam pengajarannya. Mereka sebenarnya juga telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran duniawi, tetapi mereka terlibat lagi di dalam kecemaran tersebut. Akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari sebelumnya.
Jika seseorang sudah mengenal kebenaran, tetapi berbalik lagi kepada ketidakbenaran, keadaanya akan sangat buruk. Menurut Petrus, mereka lebih baik tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran daripada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka. Hukumannya akan lebih berat dan tidak ada lagi pertobatan, karena orang yang sudah murtad tidak akan bisa menyalibkan Yesus Kristus untuk kedua kalinya (Ibrani 6).
Bagi mereka, cocok dengan apa yang dikatakan oleh peribahasa yang dikutip oleh rasul Petrus: “Anjing kembali lagi ke muntahannya dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.” (Amsal 26:11). Sebagai orang percaya dan hidup dalam kekristenan, kita perlu sangat berhati-hati dalam hal ini. Jika kita sudah mengenal kebenaran, maka seharusnya kita makin maju di dalam Tuhan. Kita harus terus menguatkan dan meneguhkan iman kita. Hidup kita seharusnya semakin terarah menjadi lebih baik, karakter kita meningkat di dalam kekudusan. Kita bisa mencapai semuanya itu jika kita belajar firman Tuhan dengan benar, serta menerapkan dalam hidup sehari-hari. Kita juga perlu membagikan firman Tuhan itu, menjadi saksi dan contoh bagi orang-orang terdekat kita.
Views: 20