1 Petrus 5:1-3
Petrus memberi nasihat kepada para penatua yang ada di antara pembaca surat ini. Petrus memberi nasihat sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, bukan sebagai pemimpin dari para penatua tersebut. Petrus sendiri adalah orang yang menyaksikan penderitaan Kristus secara langsung. Penatua, gembala dan penilik adalah posisi yang sama, sebutan untuk gembala jemaat lokal. Di dalam Titus 1:5 disebut penatua, di ayat 7 disebut penilik. Di dalam Kisah Para Rasul 20:17 disebut penatua, di ayat 28 disebut gembala dan penilik. Di 1 Petrus ini disebutkan mereka sebagai penatua dengan fungsi di ayat 2 yaitu menggembalakan kawanan domba Tuhan yang ada pada mereka.
Pada waktu itu pemimpin jemaat masih disebut sebagai penatua, belum disebut gembala. Saat ini lebih dikenal dengan sebutan gembala atau pastor, karena sebutan penatua lebih mendekati tradisi Yahudi, yang sering menyebut istilah tua-tua Israel. Sedangkan istilah pendeta berasal dari bahasa lain di luar Alkitab, yang justru pada saat ini lebih sering dipakai. Jika ingin lebih mendekati Alkitab, maka istilah gembala jemaat lebih relevan. Ada istilah yang sudah ditulis di dalam Alkitab, jadi lebih baik memilih yang tertulis di Alkitab saja, daripada menggunakan istilah lain dari luar Alkitab.
Petrus yakin, sebagai gembala, ia akan mendapatkan kemuliaan yang akan dinyatakan kelak, pada waktu Tuhan Yesus Kristus datang untuk kedua kalinya nanti. Penggembalaan jemaat adalah salah satu tugas yang sangat sulit, karena domba yang digembalakan berbeda dengan domba-domba pada umumnya. Sering terjadi banyak masalah di dalam jemaat, baik masalah pribadi maupun masalah dalam persekutuan atau komunitas. Tetapi seorang gembala akan mendapatkan imbalannya, yaitu akan mendapat bagian dalam kemuliaan. Jika saat ini kita menjadi gembala jemaat, maka seharusnya kita mengerjakan tugas pelayanan kita lebih serius lagi. Tuhan tahu bahwa melaksanakan tugas ini cukup sulit.
Rasul Petrus memberi nasihat kepada para gembala jemaat supaya menggembalakan kawanan domba Tuhan bukan dengan paksaan, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita melayani Tuhan dengan cara menggembalakan jemaat. Domba yang kita gembalakan bukan milik kita, tetapi milik Tuhan Yesus. Seorang gembala jemaat tidak boleh mencari keuntungan ketika menggembalakan jemaat. Gembala jemaat tidak perlu memiliki keinginan untuk menggembalakan banyak domba dengan bangunan gereja yang besar-besar, karena hal tersebut akan mempengaruhi motivasi gembala jemaat. Lebih baik membangun atau mendirikan banyak gereja dengan pengembalaan masing-masing, daripada membangun satu gereja besar dengan satu gembala jemaat.
Setiap gembala jemaat seharusnya sadar dengan kapasitas dan kemampuannya dalam menggembalakan jemaat. Hal tersebut untuk menghindari supaya kita tidak menjadi gembala karena mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri. Sebagai gembala jemaat, tidak diperkenankan untuk semena-mena atau bahkan mengancam jemaat yang digembalakannya. Yang harus dilakukan oleh seorang gembala jemaat adalah menjadi teladan bagi kawanan domba yang digembalakannya. Hal inilah yang membuat penggembalaan menjadi sulit. Tidak mudah untuk menjadi teladan, tetapi itulah tanggungjawab seorang gembala jemaat.
Views: 21