Tidak Memandang Muka (Jelajah PB 956)

Yakobus 2:1-6

Yakobus menulis surat ini kepada orang beriman kepada Yesus Kristus. Mereka adalah orang Kristen mula-mula, yaitu orang Yahudi yang sudah percaya kepada Yesus Kristus. Kepada orang-orang Yahudi yang percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Kemungkinan besar pada waktu masih kecil, Yakobus sempat diasuh oleh Yesus Kristus. Yesus mengetahui dan mengalami semua kemanusiaan Yesus Kristus. Awalnya, saudara-saudara Yesus Kristus tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi di dalam 1 Korintus 15:7 dikisahkan bahwa Yesus Kristus menampakkan diri kepada Yakobus, kemudian kepada semua rasul. Melalui penampakan Yesus Kristus tersebut, Yakobus baru benar-benar percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Karena itu, surat ini diawali dengan salam yang menyatakan bahwa Yakobus adalah hamba Yesus Kristus.

Di awal pasal 2 ini, Yakobus menyebut Yesus Kristus sebagai Tuhan yang mulia. Dia tidak berani menyapa Yesus Kristus sebagai abangnya. Yakobus menegaskan supaya kita jangan mengamalkan iman itu dengan memandang muka. Ketika orang-orang Kristen Yahudi pada waktu itu berkumpul di Sinagoge, mereka seharusnya datang dengan kesederhanaan, supaya tidak membuat orang lain merasa iri. Yakobus juga mengingatkan supaya mereka memperlakukan semua orang di Sinagoge itu dengan wajar. Jangan sampai ada yang lebih dihormati karena mereka menggunakan pakaian yang mewah, sedangkan yang menggunakan pakaian sederhana tidak dihormati.

Secara kemanusiaan, hal-hal semacam itu sering terjadi. Orang Kristen sering terjebak dalam situasi memandang muka. Memandang muka artinya membedakan seseorang dari aspek luar, seperti penampilan atau status sosial orang tersebut. Orang kaya yang belum bertobat, pada umumnya membanggakan kekayaan mereka dan menuntut diperlakukan berbeda dengan yang lain. Karena itulah Yesus sampai berkata bahwa orang kaya susah untuk masuk Surga, seperti onta yang masuk ke dalam lubang jarum. Dengan sikap orang kaya yang menuntut pembedaan dari orang lain, itu saja sudah menjadi penghalang yang sangat besar bagi mereka untuk datang kepada Tuhan dengan tulus. Di dalam jemaat tentu tidak dibedakan antara si kaya dan si miskin, dan bagi orang kaya posisi itu adalah kerugian baginya.

Yakobus mengajarkan supaya kita tidak membedakan orang di jemaat, terutama membedakan secara fisik atau kelihatan dari luarnya. Kita harus memandang orang sesuai dengan hakikat manusia itu sendiri, bukan pada kekayaan atau status sosialnya. Terhadap semua orang kita harus bersikap sewajarnya. Kita seharusnya tidak terpengaruh dengan harta atau status sosial dari orang-orang tersebut. Tuhan menginginkan semua manusia diselamatkan, tanpa memandang status luar mereka.

Semua orang Kristen adalah ahli waris Kerajaan Surga, tanpa memandang harta dan status sosialnya. Jika kita membeda-bedakan saudara seiman karena harta dan status sosialnya, maka kita akan menghina Sang Pencipta. Di ayat 6 menunjukkan situasi pada waktu itu, yang terjadi penganiayaan hebat di Yerusalem. Penganiayaan itu membuat orang Kristen tersebar ke berbagai tempat. Di Kisah Para Rasul diceritakan bahwa orang-orang Kristen Yahudi di Yerusalem berpencar ke berbagai kota di sekitar Yerusalem. Rata-rata yang menganiaya mereka adalah orang kaya. Mereka menindas orang Kristen dan membawa ke pengadilan. Di antara orang kaya itu adalah para imam dan orang Farisi. 

Views: 36

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top