Filemon 1:1-4
Surat ini ditulis pada saat Paulus sedang berada di dalam penjara di Roma, sekitar tahun 58-59 Masehi. Melihat salam-salam yang disampaikan, bisa diduga bahwa surat ini ditulis bersamaan dengan surat Kolose. Salam yang diberikan dan pembawa suratnya sama, yaitu Tikhikus dan Onesimus. Kemungkinan Filemon adalah jemaat yang tinggal di Kolose atau di Laodikia. Kolose dekat dengan Laodikia. Di jemaat Kristen mula-mula, hampir tidak ada yang membangun gedung gereja. Mereka melaksanakan pertemuan atau kebaktian di rumah-rumah, ada yang menetap beberapa waktu, ada juga yang berpindah-pindah, dari rumah satu ke rumah lainnya.
Tidak ada rumah yang sangat besar, yang bisa dipakai untuk persekutuan. Karena itu jumlah jemaat (gereja) cukup banyak, sehingga satu rumah bisa dipakai untuk kebaktian bagi puluhan orang. Dengan cara seperti itu, jumlah gereja semakin bertambah dan diperlukan banyak rumah. Kekristenan cepat sekali meluas. Seharusnya sistem seperti ini perlu dipertahankan, bukan membangun gereja besar dengan jumlah jemaat yang sangat besar. Memang sangat disayangkan bahwa saat ini orang Kristen sangat mementingkan gedung dan ada yang lupa tentang esensi dari bergereja. Sebenarnya asal ada orang berkumpul dan ada tempat untuk berkumpul, maka jemaat atau gereja itu bisa terbangun dengan baik, terutama orang, iman dan karakternya. Jika kita memiliki gedung, itu bonus.
Filemon adalah orang kaya, memiliki rumah yang cukup besar dan juga memiliki budak. Rumahnya digunakan untuk melaksanakan kebaktian di setiap hari Minggu. Filemon disebut oleh Paulus sebagai saudara kekasih. Salam juga disampaikan kepada rekan-rekan sepelayanan Paulus yang lain, seperti Apfia dan Arkhipus. Apfia kemungkinan besar adalah istri Filemon, yang mengurus rumah tangga dan mengepalai para budak. Sedangkan Arkhipus ini adalah anak dari Filemon, menjadi gembala jemaat di gereja rumah tersebut.
Filemon sekeluarga adalah orang-orang yang mengasihi Tuhan dan menyerahkan hidup mereka, bahkan harta mereka untuk melayani Tuhan. Mereka berjuang dalam memberitakan firman Tuhan dan menyebarluaskan berita Injil. Mereka selalu diingat oleh rasul Paulus, terutama di dalam doa. Paulus selalu mengucap syukur kepada Tuhan, setiap kali ia mengingat Filemon dan keluarganya. Di antara semua pelayanan yang lain, pelayanan dengan memberikan rumah kita untuk tempat kebaktian, adalah pelayanan yang sangat indah. Ketika kita memberikan rumah kita untuk tempat kebaktian, memungkinkan jemaat berdiri dan berkembang di tempat tersebut.
Jika satu orang berdosa dan bertobat, maka malaikat di Surga akan bersorak-sorai. Kita bisa membayangkan jika sebuah jemaat didirikan, di dalamnya terdiri dari beberapa orang yang bertobat dan percaya kepada Yesus, maka keadaan di Surga akan sangat gegap gempita. Rumah Filemon dipakai untuk melayani Tuhan dan tercatat di dalam Alkitab. Jika kita melakukan hal yang sama, memang tidak akan tercatat di dalam Alkitab, tetapi akan tercatat di Surga.
Rasul Paulus selalu mengingat dan mendoakan jemaat-jemaat yang didirikannya. Setiap kali Paulus teringat akan jemaat tertentu di rumah tertentu, maka pasti ia akan ingat dengan pemilik rumah tersebut dan mendoakannya juga. Tuhan pasti juga akan memperhatikan dan memberkati keluarga-keluarga yang menyerahkan rumahnya untuk tempat kebaktian dan pekabaran Injil tersebut.
Views: 33