Kasih Filemon (Jelajah PB 898)

Filemon 1:5-10

Filemon adalah seseorang yang sangat baik. Ia mengasihi semua orang kudus, semua orang yang sudah dilahirkan kembali, orang-orang yang telah bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Kita juga orang kudus, karena telah bertobat dan percaya kepada Yesus. Posisi hati kita kudus, karena Roh Kudus tinggal di dalam diri kita. Tugas kita selanjutnya adalah membangun karakter yang kudus, yang ditunjukkan melalui perkataan dan perilaku kita setiap hari. Karakter kudus ini untuk melawan tarikan atau pengaruh buruk dari kedagingan kita.

Iman Filemon kepada Yesus Kristus juga sangat besar. Paulus mengucapkan syukur atas semuanya itu. Paulus berdoa supaya persekutuan di dalam iman yang dilakukan oleh Filemon akan menambah pengetahuan yang baik, terutama pengetahuan tentang firman kebenaran. Persekutuan yang dilakukan di rumah Filemon diharapkan bisa memberi dampak yang baik bagi orang-orang yang bergabung di dalamnya. Dari kasih yang diungkapkan dan dinyatakan oleh Filemon, rasul Paulus sangat bersukacita. Hal itu menjadi penghiburan dan kekuatan tersendiri bagi Paulus. Filemon juga memberi penghiburan bagi hati orang-orang kudus, orang-orang yang mengasihi Tuhan.

Seandainya setiap orang Kristen bisa memperlihatkan kehidupan yang penuh kasih, menghibur dan menguatkan orang, saling mempedulikan dan memperhatikan, maka kita akan semakin hidup di dalam sukacita, satu dengan yang lain. Kita harus beralih dari diperhatikan menjadi memperhatikan, dikasihi menjadi mengasihi, dipedulikan menjadi mempedulikan, diberi menjadi pemberi, dikuatkan menjadi menguatkan, ditolong menjadi penolong.

Sebagai rasul Yesus Kristus, Paulus memiliki kebebasan penuh untuk memerintahkan kepada Filemon segala sesuatu yang perlu dilakukan. Paulus memiliki kuasa untuk itu, demikian juga dengan para rasul yang lain. Rasul Yesus Kristus adalah jabatan khusus yang dibuktikan dengan tanda serta kuasa untuk melakukan mujizat. Tetapi mengingat kasih Filemon yang besar, maka Paulus tidak memerintahkan Filemon tetapi meminta. Dalam hal ini Paulus sangat berpengertian. Dia ingin supaya Filemon menyatakan kasihnya, supaya Filemon tidak terpaksa atas permintaan Paulus.

Permintaan yang disampaikan oleh Paulus sebenarnya cukup berat. Sebelum menyampaikan permintaan, Paulus memberikan pengantar terhadap situasi dirinya pada waktu itu. Ia berkata bahwa dirinya sudah menjadi tua dan berada di penjara karena Yesus Kristus. Dengan segala keterbatasan tersebut, maka Paulus mengajukan permintaan kepada Filemon mengenai anak yang didapat oleh Paulus pada saat Paulus ada di dalam penjara, yaitu Onesimus.

Ketika Paulus sedang ada di dalam penjara di Roma, tidak diceritakan dengan jelas, ia bertemu dengan Onesimus. Mungkin Paulus memberitakan Injil serta mengajar kepada Onesimus, sehingga ia akhirnya bertobat. Onesimus sangat dekat dengan Paulus. Dia melayani Paulus dengan setia di penjara, sampai Paulus menyebutnya sebagai anak. Rupanya Onesimus ini adalah budaknya Filemon yang melarikan diri. Di dalam surat Titus kita juga sudah bisa melihat latar belakang situasi pada waktu itu, bahwa memang masih terjadi perbudakan. Bahkan ada saja orang Kristen pada waktu itu yang memiliki budak. Paulus juga berkata kepada orang-orang percaya yang memiliki status sebagai budak, supaya mereka tetap taat kepada tuannya dalam segala sesuatu.

Views: 22

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top