Onesimus Yang Bertobat (Jelajah PB 899)

Filemon 1:11-14

Kekristenan seharusnya bisa mengubah karakter seseorang menjadi lebih baik dan lebih mengasihi orang lain. Memang pada waktu itu masih ada perbudakan. Paulus pun tidak bisa menghentikan hal tersebut, karena memang masih menjadi kebiasaan orang pada waktu itu. Tetapi, Filemon yang telah percaya kepada Tuhan Yesus, karakternya bisa diubahkan. Dia bisa menjadi tuan yang baik atas budak-budak yang ada padanya. Onesimus bisa berubah karakter. Jika awalnya dia menjadi budak yang tidak bisa bertanggungjawab, setelah dia menerima Kristus, maka dia menjadi budak yang taat dan patuh kepada tuannya di dalam Kristus.

Paulus meminta kepada Filemon supaya dia mau menerima kembali Onesimus. Dulu mungkin Onesimus tidak berguna bagi Filemon, tetapi setelah percaya kepada Yesus, Onesimus akan sangat berguna bagi Filemon dan juga bagi Paulus, terutama untuk membantu pelayanan di dalam jemaat. Paulus ingin supaya Onesimusi diterima bukan sebagai budak, tetapi sebagai saudara. Paulus sengaja menuliskan bahwa dia sangat mengasihi Onesimus dan menganggapnya sebagai anak atau buah hati. Setelah Onesimus diselamatkan, sepertinya ia sadar bahwa apa yang telah dilakukannya adalah kesalahan. Oleh kasih karunia Tuhan, ia bertemu dengan Paulus dan diselamatkan. Untuk membalas semua kebaikan Tuhan, maka ia melayani Paulus sedemikian rupa di dalam penjara. Dia berusaha untuk menjadi orang yang baik dan berguna.

Jika setiap orang yang bertobat mau sungguh-sungguh memikirkan bahwa dia perlu melakukan hal-hal yang baik, melakukan segala sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya, maka kekristenan akan mengubah dunia ini. Orang Kristen akan menjadi berkat dan panutan bagi orang lain. Orang Kristen bisa memperbaiki perilaku di daerah tertentu, mengubah hal-hal yang tidak baik menjadi baik, mengubah pola pikir yang salah menjadi pola pikir yang benar. Jika kekristenan yang demikian berada di mana-mana, maka akan ada banyak perubahan di dunia ini. Kedamaian dan ketentraman akan terjadi di muka bumi ini.

Pada kenyataanya, lebih banyak orang yang mengaku Kristen tetapi tidak menyadari akan semuanya ini. Banyak orang Kristen tradisional atau Kristen keturunan yang hanya memikirkan kewajiban untuk pergi ke gereja. Semakin sedikit orang Kristen yang sadar bahwa mereka harus berubah menjadi lebih baik. Status sebagai orang Kristen tidak menjamin bahwa orang tersebut telah dilahirkan kembali dan mengubah karakter menjadi lebih baik. Inilah yang menjadi persoalan, sehingga kekristenan seringkali justru menjadi batu sandungan bagi orang lain. Kita bisa melihat kisah sejarah kekristenan, bahwa banyak orang-orang yang mengaku Kristen justru tidak memiliki hidup yang sepadanan dengan Injil Kristus.

Ketika Paulus menyuruh Onesimus untuk kembali kepada Filemon, pasti Onesimus akan melakukannya dengan senang hati, karena memang dia telah berubah. Apalagi Paulus juga mengatakan hal tersebut kepada Filemon, sehingga Onesimus tidak perlu takut untuk kembali kepada Filemon. Sebenarnya Paulus sendiri menginginkan supaya Onesimus tetap tinggal bersama Paulus untuk melayani Paulus. Tetapi Paulus tidak mau melakukan itu tanpa persetujuan dari Filemon. Paulus tidak mau memaksakan kehendaknya kepada orang lain. Dia ingin jika orang melakukan segala sesuatu terhadapnya atau terhadap pelayanan, maka semuanya itu dilakukan dengan sukarela, bukan dengan paksaan.

Views: 29

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top