Kebebasan Rohani (Jelajah PB 892)

Titus 2:9-10

Pada zaman itu masih banyak praktik perbudakan, sehingga ada yang berstatus sebagai hamba dan tuan. Beberapa hamba akhirnya percaya kepada Yesus, tetapi status mereka tidak berubah, masih sebagai budak. Pada waktu itu Tuhan Yesus datang bukan untuk membebaskan manusia dari perbudakan secara fisik, tetapi perbudakan dosa. Karena itu, para hamba atau budak tidak diperkenankan untuk memberontak kepada tuannya. Justru berita Injil memberikan perintah kepada para hamba untuk taat kepada tuannya dalam segala hal dan berkenan kepada tuannya. Para hamba tidak boleh membantah, tidak boleh melakukan kecurangan. Mereka diharuskan untuk tulus dan setia. Dengan demikian diharapkan bahwa mereka memuliakan ajaran Tuhan, Sang Juruselamat.

Pada saat itu sebenarnya Tuhan Yesus juga sedang melepaskan manusia dari penyakit rohani, bukan penyakit jasmani. Semua mujizat yang dilakukan oleh Yesus bertujuan untuk bukti bahwa Dialah Mesias, bukan bermaksud untuk memberikan kebebasan penuh secara jasmani. Karena itu Tuhan Yesus tidak ingin manusia mengikuti-Nya karena tertarik dengan hal-hal yang jasmani. Tuhan menginginkan supaya manusia percaya kepada-Nya dan mendapatkan kebebasan rohani, mendapatkan keselamatan kekal.

Hari ini semua manusia, termasuk orang Kristen bisa mengalami sakit, bahkan sakit yang parah. Tuhan belum membebaskan manusia dari hal-hal yang jasmani. Orang-orang percaya seringkali mengalami kesulitan dan kesakitan. Tuhan mengizinkan semuanya itu, supaya manusia tetap teguh dalam iman. Tuhan tidak membebaskan Paulus dari sakit yang seperti duri dalam daging. Tuhan tidak menyembuhkan penyakit pencernaan yang dialami oleh Timotius. Semuanya itu diizinkan oleh Tuhan, karena memang Tuhan belum membebaskan manusia dari penderitaan jasmani. Sampai suatu saat nanti, Tuhan akan membebaskan manusia dari penderitaan jasmani, ketika ia kembali kepada Bapa di Surga.

Jika hari ini ada orang Kristen yang menjadi hamba atau menjadi karyawan, kita tidak perlu membantah dengan pemimpin yang telah memberi pekerjaan kepada kita. Kita harus taat kepada mereka. Jika kita setia, bisa jadi ketika kita sampai kepada Bapa di Surga, justru kita yang akan memerintah tuan kita yang ada di dunia. Memang kita harus melakukan segala sesuatu, melakukan pekerjaan kita, seperti melakukannya kepada Tuhan, bukan kepada manusia.

Hari ini kita tidak setuju dengan perbudakan. Seharusnya perbudakan tidak ada lagi di dunia ini. Setiap manusia memiliki hak asasi masing-masing, memiliki kemerdekaan, karena setiap manusia pada prinsipnya hidup dalam kemerdekaannya. Kekristenan tidak setuju dengan perbudakan. Tetapi kekristenan juga tidak mungkin bisa membebaskan orang dari perbudakan secara jasmani. Kekristenan tidak membawa kebebasan secara jasmani. Kekristenan juga tidak mengajak orang untuk berperang terhadap orang lain. Kekristenan mengajarkan bahwa kedatangan Yesus yang pertama akan memberikan kelepasan secara rohani. Nanti pada kedatangan Yesus yang kedua kali, Ia akan memberikan kelepasan secara jasmani.

Kita saat ini tetap berada pada status sebelumnya, hanya status keselamatannya yang berbeda. Jika kita diselamatkan pada saat berstatus sebagai budak, maka kita akan tetap dalam status itu, tetapi secara rohani status kita sudah diselamatkan. Justru kita harus menunjukkan kesetiaan kita lebih besar kepada tuan kita, dibandingkan sebelumnya, sebelum menjadi orang percaya. Demikian juga kalau kita berstatus sebagai tuan, maka kita juga harus menunjukkan sebagai tuan yang baik, yang sudah lahir baru.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top