Perabot Untuk Tujuan Mulia (Jelajah PB 872)

2 Timotius 2:20-26

Paulus juga memberi pengajaran dengan gambaran rumah beserta dengan perabotan yang ada di dalamnya. Di dalam rumah ada berbagai macam perabot, ada yang dari emas dan perak, juga ada yang dari kayu dan tanah. Emas dan perak biasanya dipakai untuk maksud yang mulia. Sedangkan kayu dan tanah biasanya dipakai untuk maksud yang kurang mulia. Paulus ingin mengatakan bahwa jika seseorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, maka ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia. Ia akan dikuduskan dan dipandang layak untuk dipakai oleh tuannya. Dia disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.

Tuhan tidak menetapkan semua jalan hidup kita, karena dia juga memberi kebebasan kepada manusia untuk memilih dan mengambil keputusan. Tuhan memberikan akal budi dan hati nurani untuk menentukan kehendak mereka. Bahkan Tuhan juga memberikan jalan bagi kita untuk mengubah kehendak dan rencana Tuhan, dengan cara berdoa. Tuhan tidak menetapkan segala sesuatu dengan kaku, tetapi selalu ada kebebasan yang diberikan oleh-Nya kepada manusia. Kita memiliki kesempatan untuk berjuang, untuk menentukan langkah hidup kita, baik jasmani maupun rohani.

Jika kita memutuskan dan memilih untuk menyucikan diri kita, maka kita akan dipandang layak untuk melakukan pekerjaan dan maksud yang mulia. Karena itu, baik bagi kita untuk membereskan diri dan menyucikan diri secara karakter. Kita perlu membentuk diri kita supaya memiliki karakter yang terpuji dan baik di hadapan Tuhan dan semua orang. Dengan demikian kita akan menjadi orang yang bisa dipercaya. Selanjutnya tinggal kita belajar supaya bisa cakap dalam mengajar.

Paulus memberitahu beberapa cara untuk menyucikan diri. Paulus mengingatkan supaya kita menjauhi nafsu orang muda, mengejar keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan semua orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. Kita juga harus menghindari soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Hal-hal tersebut merupakan kebodohan dan tidak layak. Soal-soal itu bisa menimbulkan pertengkaran, padahal sebagai hamba Tuhan tidak boleh bertengkar. Kita menyampaikan apa yang kita tahu dan yakini adalah kebenaran. Orang yang mencari kebenaran bisa menyimak dan menerima kebenaran itu dengan baik. Jika orang tidak mau menerima kebenaran yang kita sampaikan, kita tidak perlu memaksa, karena justru akan menimbulkan pertengkaran yang sia-sia. Kita harus menyampaikan kebenaran dengan ramah. Kita perlu belajar giat, supaya cakap mengajar, sabar dan dengan lembut dapat menuntun orang yang suka melawan. Siapa tahu orang tersebut diberi kesempatan oleh Tuhan untuk bertobat, sehingga memimpin mereka untuk mengenal kebenaran.

Mungkin setiap hamba Tuhan memiliki keyakinan pengajaran masing-masing. Tetapi jika bertemu, seharusnya saling menyapa dengan lemah lembut, ramah terhadap semua orang. Ketika kita ingin menjadi perabot yang mulia, maka kita harus berusaha untuk mengerjakan semuanya itu dengan baik. Kita bisa menjadi saluran berkat bagi orang lain. Siapa tahu melalui kita, ada orang-orang yang disadarkan untuk kembali kepada pengajarna yang benar. Mungkin ada orang-orang yang sudah terikat dengan jerat Iblis, mereka bisa terlepas karena pengajaran yang kita sampaikan dengan cakap, ramah dan penuh dengan kesabaran.

Views: 24

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top