Kesedihan Timotius (Jelajah PB 863)

2 Timotius 1:2-5

Surat ini ditujukan kepada Timotius, anak rohani rasul Paulus. Paulus juga senantiasa memberikan salam di setiap suratnya. Salamnya sangat khas, menggambarkan tentang tritunggal Tuhan. Di dalam salam tersebut, Paulus juga berdoa terhadap anak rohaninya itu, supaya kasih Tuhan senantiasa menyertai mereka.

Paulus mengucap syukur dengan Tuhan, yang telah dilayaninya dengan hati nurani yang murni. Hal ini sangat penting untuk kita teladani, yaitu melayani dengan hati nurani yang murni. Setiap kita yang melayani Tuhan harus senantiasa memeriksa hati, untuk mengetahui apakah kita telah melayani dengan hati yang murni. Jika kita melakukan hal itu, maka kita tidak akan pernah merasa iri hati dengan pelayan Tuhan yang lain. Banyak pelayan Tuhan selain kita yang diberkati secara jasmani. Hal itu menjadi ujian bagi kita, untuk melihat kemurnian hati kita dalam melayani Tuhan. Iri hati bisa dipakai oleh Iblis untuk menjerumuskan kita.

Tidak semua nenek moyang Paulus melayani dengan hati nurani yang murni. Tetapi banyak juga yang melayani dengan hati nurani yang murni, seperti: Abraham, Musa, Daud, dll. Paulus senantiasa berdoa untuk Timotius, baik siang maupun malam. Jika kita mengasihi Tuhan dan ingin mendukung pelayanan Tuhan, maka kita dapat melakukan banyak hal. Paling tidak kita mendukung dalam doa pelayanan tersebut. Kita juga berdoa bagi orang-orang yang bersedia mengajarkan firman Tuhan, supaya Tuhan memberi hikmat dan pengetahuan kepada mereka.

Timotius sempat bersedih hati karena mendengar Paulus ditangkap dan dipenjarakan lagi. Paulus mendengar kabar itu, sehingga ia pun menghiburkan Timotius. Guru yang dihormati dan dikasihinya, yang sudah mulai berusia tua, tersiksa di dalam penjara. Inilah yang membuat Timotius sangat sedih. Kondisi penjara pada saat itu sangat berbeda dengan kondisi penjara sekarang ini. Pada waktu itu kebanyakan penjara dibangun di bawah tanah, dengan tujuan orang-orang yang dipenjara tidak mudah melarikan diri. Tidak ada jendela dan sangat lembab. Timotius bisa membayangkan betapa teraniayanya Paulus pada saat itu.

Sejak awal mengikuti rasul Paulus, Timotius adalah orang yang memiliki iman yang tulus ikhlas. Ada banyak murid rasul Paulus yang lain, tetapi Timotius ini berbeda. Dia dikenang sebagai murid yang baik, setia dan selalu memegang teguh pengajaran yang disampaikan oleh Paulus. Iman yang dimiliki oleh Timotius, ternyata diajarkan dari neneknya yaitu Lois, kemudian diajarkan kepada ibunya yang bernama Eunike. Ibu Timotius adalah orang Yahudi, sedangkan bapaknya adalah orang Yunani. Ketika Timotius pertama kali ingin mengikuti rombongan Paulus untuk memberitakan Injil, Paulus minta supaya Timotius disunat.

Hal ini dilakukan bukan untuk mencampurkan antara Kristen dan Yudaisme, tetapi supaya lebih mudah jika di dalam perjalanan pemberitaan Injil, Timotius bisa ikut masuk ke rumah-rumah ibadat orang Yahudi (sinagoge). Orang yang tidak bersunat tidak diizinkan masuk ke rumah ibadat Yahudi. Sunat yang dilakukan Timotius bukan sunat untuk menggenapi peraturan di Perjanjian Lama, tetapi untuk keefektivitasan pemberitaan Injil di rumah-rumah ibadat orang Yahudi.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top