Kekuatan Pengaruh Jahat (Jelajah PB 874)

2 Timotius 3:5

Di akhir zaman banyak orang secara lahiriah mereka merasa menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Yang dilakukan hanya menjalankan ibadah mereka secara lahiriah. Mereka tidak menghayati dari ibadah itu sendiri. Jika kita memahami secara sungguh-sungguh kebenaran firman Tuhan, maka seharusnya kita sadar bahwa saat ini seharusnya kita beribadah dengan hati, bukan secara lahiriah. Kita beribadah dengan tidak terikat pada waktu, tempat dan cara. Ibadah kita tidak hanya pada hari Minggu pada saat di gereja, tetapi seharusnya seluruh hidup kita adalah ibadah, seluruh hidup kita harus terfokus pada Tuhan. Segala sesuatu yang kita lakukan, seharusnya dilakukan untuk memuliakan Tuhan.

Ibadah adalah sikap hati kita kepada Tuhan. Ibadah tidak bisa dibatasi hanya pada hari Minggu pada saat di gereja saja. Ketika kita ke gereja, itu bagian kecil dari ibadah kita. Pada saat itu kita bersekutu dan berkumpul dengan saudara seiman, untuk belajar firman Tuhan, bernyanyi bersama dan saling menguatkan satu dengan yang lain. Setiap saat seharusnya kita memiliki sikap hati yang benar dan positif di hadapan Tuhan. Paulus mengingatkan kita supaya menjauhi orang-orang tersebut, yaitu orang-orang yang rusak di akhir zaman dan mengira bahwa mereka beribadah kepada Tuhan. Kita masih bisa bertegur sapa dengan mereka, tetapi jangan sampai menjadikan mereka sahabat. Jika mereka dijadikan sahabat, ada dua kemungkinan: jika kita kuat maka kita bisa mempengaruhi mereka, jika kita lemah maka kita yang akan terpengaruh oleh mereka. Kita harus sadar bahwa pengaruh jahat itu biasanya lebih kuat daripada pengaruh baik. Karena itulah, maka Paulus memberikan peringatan ini, yaitu supaya kita menjauhkan diri dari mereka, karena kita terlalu lemah.

Di dalam Mazmur 1:1-2 dikatakan, “Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.” Jika kita berjalan menurut nasihat orang fasik, maka lama kelamaan kita akan manjadi seperti mereka. Jika kita ikut berdiri di jalan orang berdosa, maka kita pun memiliki kemungkinan besar untuk menjadi pendosa. Demikian juga kalau kita sering duduk di dalam kumpulan para pencemooh, kita pun akan sama seperti mereka. Pengaruh mereka sangat kuat, karena orang-orang tersebut biasanya ada di mana-mana dan termasuk golongan kebanyakan atau mayoritas. Jika harus penuh dengan hikmat dan kebijaksanaan dalam berteman dan bersosialisasi dengan orang lain. Dalam hal pertemanan, selalu ada saling mempengaruhi. Jika kita sadar bahwa kita tidak kuat, lebih baik menjauhkan diri, daripada merasa kuat tetapi akhirnya masuk dalam pengaruh mereka yang buruk.

Sebagai orang Kristen, kita perlu hidup kudus di hadapan Tuhan. Kita perlu menjaga diri kita dari berbagai macam pengaruh yang buruk. Kita tidak boleh terkontaminasi dengan hal-hal yang tidak berkenan di hadapan Tuhan. Jangan sampai kita ikut-ikutan dan masuk serta terjebak dalam kumpulan yang tidak baik. Siapa sahabat dan teman dekat kita, itulah kita. Mazmur 1 juga memberikan nasihat yang bijaksana, supaya kita masuk dalam kumpulan orang-orang yang mau merenungkan firman Tuhan siang dan malam. Kita sangat beruntung jika memiliki sahabat atau kumpulan yang seperti itu, karena kita diajak untuk terus belajar firman Tuhan, merenungkan firman Tuhan dan tentu melakukan firman Tuhan tersebut. Apa yang kita dengar dan kita renungkan, itu juga yang akan mempengaruhi perilaku dan tindakan kita.

Views: 26

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top