Aniaya Karena Injil (Jelajah PB 877)

2 Timotius 3:12-14

Jika kita mematuhi perintah Tuhan, maka sebagai orang Kristen kita akan memberitakan Injil di mana saja kita berada. Kita pasti rindu untuk memberitakan Injil kepada siapapun juga. Jika kita melakukan itu semua, maka kita akan memiliki potensi untuk mengalami penganiayaan. Saat ini penganiayaan terhadap orang Kristen tidak banyak terjadi, mungkin karena banyak orang Kristen sudah tidak melakukan penginjilan lagi. Sepertinya orang Kristen sudah berhenti mengumandangkan kebenaran. Jika kita memberitakan Injil dengan giat, pasti kita akan mengalami pertentangan. Itulah sebabnya Paulus mengatakan bahwa jika orang ingin hidup beribadah di dalam Kristus, maka mereka akan menderita aniaya. Dunia ini tidak suka dengan berita Injil. Dunia ini menolak untuk diluruskan dalam kebenaran. Dunia senang dengan segala sesuatu yang bertentangan dengan pengajaran Yesus Kristus. Ketika kita berada di pihak Kristus dan menyerukan berita Injil, mengumandangkan teguran dan himbauan untuk bertobat, pasti akan banyak yang menentang.

Orang-orang jahat dan penipu akan bertambah jahat. Mereka akan menyesatkan dan disesatkan. Mereka berbuat demikian karena mereka telah dibutakan dengan ilah-ilah zaman sekarang. Hati mereka telah menjadi bebal dan tidak bisa diperbaharui dengan kebenaran firman Tuhan. Terkadang mereka bisa mengelabuhi orang lain, karena perkataan atau sikapnya yang sangat rohani, tetapi sebenarnya perilaku hidupnya tidak mencerminkan apa yang ada di dalam hati dan apa yang diyakininya. Kejahatan dan penipuan saat ini bisa dalam berbagai bentuk, dari yang halus dan tidak kelihatan sampai yang kelihatan dan menggunakan kekerasan. Di zaman internet, kejahatan bukan lagi bersifat lokal, tetapi sudah bersifat internasional. Orang tidak perlu bertemu orang lain untuk melakukan kejahatan. Semakin hari akan semakin meningkat. Bahkan terjadi juga kejahatan dengan berselubung cara yang rohani.

Karena itu, rasul Paulus terus mendorong kita untuk tetap berpegang pada kebenaran yang telah disampaikannya. Kebenaran itulah yang harus kita terima dan yakini. Kebenaran itu yang harus selalu kita ingat dan kita ajarkan. Mengajarkan kebenaran kepada orang lain sama artinya kita juga sedang belajar serta mengingat kebenaran tersebut. Ketika kita mengajar orang lain, kita juga harus belajar terlebih dahulu. Itulah yang bisa kita lakukan, paling tidak untuk memaksa kita belajar kebenaran firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dan tekun. Selain mengajarkan kebenaran itu kepada orang lain, kita juga perlu mempraktikkan di dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mudah untuk melakukan itu, tetapi kita juga harus berani melakukannya.

Hal baik bisa kita lakukan dengan cara mengingat orang-orang yang telah memberikan pengajaran kebenaran kepada kita. Mungkin ada banyak orang yang sudah berjasa bagi hidup kita, karena melalui mereka kita bisa belajar firman Tuhan. Melalui mereka kita juga mencontoh hidup dan perilaku mereka. Ketika kita mengingat pengajarannya, maka kita juga mengingat orangnya. Dalam hal ini, Paulus juga ingin supaya Timotius selalu ingat kepadanya. Dialah yang telah mengajarkan kepada Timotius segala sesuatu yang positif dengan pengajaran yang benar. Paulus yang telah memberitakan Injil kepada Timotius, sehingga Timotius akhirnya bertobat dan memberi diri untuk melayani Tuhan sebagai gembala jemaat di Efesus.

Views: 28

Jika saudara diberkati, silahkan bagikan:

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top